REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Venezuela akan meminta PBB untuk membantu memindahkan ranjau darat dari wilayahnya. Presiden Nicolas Maduro mengatakan, ranjau darat itu telah diletakkan oleh kelompok bersenjata di dekat perbatasan Kolombia.
Pemerintah Maduro mengatakan, dua tentara tewas oleh ranjau darat selama operasi militer di negara bagian Apure pada Kamis (1/4). Bentrokan yang terjadi antara pasukan militer dan kelompok bersenjata telah menyebabkan ribuan warga Venezuela melarikan diri melintasi perbatasan.
"Pemerintah akan meminta Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk memberikan bantuan darurat, sehingga mereka dapat membawa semua teknik untuk menonaktifkan ladang ranjau yang telah ditinggalkan oleh kelompok-kelompok tidak biasa ini," kata Maduro dalam siaran televisi.
PBB tidak segera menanggapi permintaan komentar atas pernyataan Maduro. Sementara itu, Presiden Kolombia Ivan Duque menuduh Venezuela melindungi anggota Tentara Pembebasan Nasional, atau ELN, dan pembangkang kelompok pemberontak FARC, yang menolak kesepakatan damai dengan pemerintah Kolombia. Maduro membantah tuduhan Duque tersebut.
Kelompok hak asasi manusia Venezuela dan Kolombia meminta PBB untuk menunjuk utusan khusus dalam mengatasi krisis kemanusiaan di perbatasan. Selama ini wilayah perbatasan telah menjadi pusat perdagangan dan penyelundupan narkoba.