Senin 05 Apr 2021 14:11 WIB

Tim Kerja Keras Evakuasi Jenazah Terakhir Korban KA Taiwan

Setidaknya 50 orang tewas dalam kecelakaan kereta api di Taiwan.

Petugas penyelamat memindahkan sebagian dari kereta yang tergelincir di dekat Ngarai Taroko di Hualien, Taiwan pada hari Sabtu, 3 April 2021.
Foto: AP / Chiang Ying-ying
Petugas penyelamat memindahkan sebagian dari kereta yang tergelincir di dekat Ngarai Taroko di Hualien, Taiwan pada hari Sabtu, 3 April 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI  -- Tim penyelamat (search and rescue/SAR) Taiwan pada Senin mencoba untuk mengeluarkan jenazah terakhir penumpang dari reruntuhan kereta api yang anjlok setelah mengalami kecelakaan mematikan pekan lalu. Sebanyak 50 orang telah dipastikan tewas usai sebuah kereta ekspres yang penuh sesak dan membawa hampir 500 penumpang dan awak menabrak sebuah truk di dekat kota timur Hualien pada Jumat (2/4). 

Kecelakaan menyebabkan kereta tergelincir dan bagian depannya hancur. Itu adalah peristiwa kecelakaan kereta terburuk di Taiwan dalam tujuh dekade.

Truk itu meluncur di jalan miring dari lokasi bangunan ke rel di luar terowongan. Para pejabat mencurigai rem truk tidak dipasang dengan benar dan sedang menyelidiki pengelola bangunan tersebut.

Departemen pemadam kebakaran Hualien mengatakan bahwa sejumlah jenazah penumpang masih terperangkap di bawah kerangka sasis kereta seberat 15 ton itu. Namun, departemen itu masih belum menyampaikan keterangan rinci tentang identitas penumpang. "Tindakan penyelamatan yang perlu dilakukan sulit, dan kami sedang mendiskusikan bagaimana mengatasi kesulitan ini, sehingga waktu yang dibutuhkan mungkin lebih lama," kata departemen itu.

Kepala Departemen Transportasi Taiwan Lin Chia-lung mengatakan pada Ahad malam (4/4) bahwa dia bertanggung jawab atas kecelakaan itu dan akan mengundurkan diri setelah pekerjaan penyelamatan dan pemulihan awal selesai. Para korban termasuk dua warga Amerika dan satu warga negara Prancis.

Pemerintah Taiwan telah menjanjikan kompensasi dan mengatakan akan melakukan apa saja untuk membantu para penyintas dan kerabat mereka, termasuk mengoordinasikan sumbangan publik. Bagian jalur yang rusak diperkirakan tidak akan dibuka kembali -- paling cepat -- hingga 20 April, meskipun lalu lintas kereta terus berlanjut di jalur paralel yang melewati terowongan lain dan tidak terpengaruh oleh kecelakaan tersebut.

Kecelakaan itu terjadi pada awal akhir pekan yang panjang untuk kegiatan tradisi Hari Pembersihan Makam, ketika orang-orang pulang ke rumah untuk merawat pemakaman keluarga mereka. Taiwan tidak menerapkan pembatasan perjalanan domestik karena pandemi Covid-19 terkendali dengan baik, dengan hanya 40 kasus aktif di rumah sakit.Kecelakaan kereta terparah di Taiwan sebelumnya terjadi pada 1948, yakni saat 64 orang diperkirakan tewas dalam suatu kebakaran.

sumber : Antara/Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement