Senin 05 Apr 2021 14:38 WIB

Sehari, Kasus Covid-19 di India Lampaui 100 Ribu

Pemerintah melonggarkan sebagian besar pembatasan hingga tidak dipakainya masker

Rep: ferginadira/ Red: Hiru Muhammad
 Seorang petugas kesehatan mengambil sampel usap seorang komuter untuk menguji COVID-19 di sebuah stasiun kereta di Mumbai, India, Kamis, 11 Februari 2021.
Foto: AP Photo/Rajanish Kakade
Seorang petugas kesehatan mengambil sampel usap seorang komuter untuk menguji COVID-19 di sebuah stasiun kereta di Mumbai, India, Kamis, 11 Februari 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI--Untuk pertama kalinya India melaporkan rekor peningkatan kasus infeksi Covid-19, Senin (5/4). Seluruh negara bagian di India mencatat total kasus lebih dari 100 ribu dalam 24 jam.

Beberapa rumah sakit di negara bagian yang paling terdampak parah dibanjiri oleh pasien Covid-19. Infeksi hariannya pun melonjak sekitar 12 kali lipat sejak mencapai titik terendah awal Februari.

Saat itu pemerintah mulai melonggarkan sebagian besar pembatasan hingga tidak digunakannya masker dan jarak sosial. Beberapa epidemiologi menilai varian yang lebih menular dari vius mungkin memiliki peran besar dalam gelombang kedua ini.

Seperti dilansir laman Channel News Asia, pada Senin (5/4) India mencatat 103.558 kasus infeksi baru. India kini memiliki kasus tertinggi setelah Amerika Serikat dan Brasil.

Sementara kematian akibat Covid-19 di India melonjak 478 sehari. Total kasus kematian akibat penyakit dari virus korona kini menjadi 165.101.

Negara bagian Maharashtra merupakan wilayah terparah terdampak penyebaran kasus Covid-19. Negara tersebut mencatat 57.074 kasus baru dalam semalam.

Negara Bagian juga akan memulai menutup pusat perbelanjaan, bioskop, bar, restoran, dan tempat ibadah mulai Senin malam waktu setempat. Pihak berwenang juga bakal memberlakukan lockdown total pada akhir pekan. Hal ini dilakukan sebab para ahli khawatir tentang kekurangan tempat tidur perawatan kritis di rumah sakit, terutama di kota-kota kecil negara bagian tersebut,

Kasus tertinggi harian India sebelumnya adalah 97.894 yang terjadi pada pertengahan September dan setelah itu infeksi turun tajam. Angka naik lagi mulai akhir Februari ketika ekonomi dibuka kembali sepenuhnya dan virus mutan baru menyebar.

Para ahli mengatakan lonjakan itu disalahkan sebagian karena semakin mengabaikan jarak sosial dan pemakaian masker di ruang publik, termasuk pertemuan publik. Beberapa mengatakan pemerintah telah mengirimkan pesan yang beragam.

Ketika pejabat kesehatan terus mengingatkan bahaya pertemuan di tempat umum, Perdana Menteri Narendra Modi dan para pemimpin partainya terus mengadakan demonstrasi besar-besaran di beberapa negara bagian di mana pemilihan lokal sedang berlangsung.

Pemerintah Modi juga mengizinkan festival besar Hindu selama sebulan berlangsung di tepi Sungai Gangga di negara bagian Uttarakhand utara. Festival ini menarik puluhan ribu peminat setiap hari.

Sementara itu India telah meningkatkan upaya vaksinasi dalam beberapa pekan terakhir, yang kini memberikan lebih dari 3 juta suntikan sehari. Namun vaksinasi itu lambat untuk menjangkau hampir 1,4 miliar orang India.

Lebih dari 76 juta orang India telah menerima setidaknya satu dosis vaksin, tetapi hanya 9,5 juta dari mereka yang menerima keduanya. Pejabat kesehatan ingin melindungi 300 juta orang pada Agustus, tetapi para ahli mengatakan vaksinasi perlu bergerak lebih cepat untuk menghentikan penyebaran.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement