REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT. Pertamina (Persero) mencatat pascakejadian kebakaran di Kilang Balongan, Indramayu, Jawa Barat ada 890 warga yang terdampak. Sejumlah warga tersebut saat ini masih berada di posko pengungsian.
Direktur Utama Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menjelaskan 890 warga tersebut terdiri dari 252 kepala keluarga (KK), 305 anak-anak di bawah 18 tahun, 54 orang berusia di atas 60 tahun.
Perbandingan antara warga terdampak laki-laki dan perempuan 446:444. Selain itu juga ada dua orang dengan disabilitas yang sudah dievakuasi ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik.
“Ini on-off, banyak juga yang siang mereka di pengungsian, malam kembali ke tempatnya. Jadi ini yang ter-record di kita sore hari ini (890 jiwa),” kata Nicke di Komisi VII DPR RI, Senin (5/4).
Untuk korban yang mengalami luka bakar, Nicke mengungkapkan jumlahnya sebanyak 35 orang. Rinciannya adalah 25 orang mengalami luka ringan dan sudah diobati, empat orang luka dirawat di Rumah Sakit Pertamina Balongan, dan enam orang dirawat di Rumah Sakit Pertamina Pusat Jakarta.
“Kondisi korban stabil, kami mendapat laporan setiap hari dari tim dokter dan kami lakukan monitoring secara ketat juga,” kata Nicke.
Terkait jumlah santunan yang akan diberikan, Nicke mengatakan saat ini Pertamina belum menetapkan besarannya. Namun Nicke menegaskan Pertamina pasti akan memberikan santunan kepada warga terdampak.