REPUBLIKA.CO.ID, BENGALURU -- Produsen Cadila Healthcare India mengajukan izin obat Hepatitis C untuk pengobatan COVID-19 ke regulator setempat. Hal ini menyusul hasil sementara yang menjanjikan dari uji coba tahap akhir.
Pihak perusahaan mengatakan, dikutip reuters Senin (5/4), dosis tunggal obat Hepatitis C ketika dikonsumsi di awal dapat membantu penyembuhan pasien COVID-19 lebih cepat. Kemudian juga sekaligus menghindari komplikasi yang terlihat pada stadium selanjutnya.
Sekitar 91 persen pasien yang diberikan obat tersebut terbukti negatif COVID-19 saat tes RT-PCR standar pada hari ketujuh. Hasil ini didapatkan dibandingkan hampir 79 persen mereka yang diberikan pengobatan standar.
Obat yang dikenal sebagai Pegylated Interferon alpha-2b dijual dengan merek dagang PegiHep, mulanya disetujui untuk penyakit liver Hepatitis C. Obat sebelumnya diluncurkan di India 10 tahun yang lalu.
Obat tersebut kini diusulkan kembali untuk mengobati COVID-19. Kabar itu muncul ketika infeksi harian COVID-19 melonjak ke rekor baru di India, yang menanggung beban COVID-19 terparah ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan Brazil. Sejauh ini tercatat hampir 12,5 juta infeksi dan 164.000 lebih kematian COVID di India.