REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Liburan akhir pekan lalu, banyak dimanfaatkan masyarakat untuk berlibur dengan menyewa sejumlah tempat penginapan. Hal itu terlihat dari okupansi hotel di sejumlah wilayah Jawa Barat yang menunjukan peningkatan signifikan.
Namun, menurut Kepala Disparbud Jawa Barat, Dedi Taufik, Pemprov Jawa Barat memastikan semua hotel sudah menerapkan protokol kesehatan ketat.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat mencatat rata-rata okupansi hotel di Kota Bandung hingga wilayah utara, seperti Cirebon dari periode 28 Maret hingga 3 April 2021.
Di Kota Bandung okupansi berada di angka 45,82 persen. Kota Depok 44,73 persen, Kabupaten Purwakarta rata-rata di angka 57 persen. Sedangkan di Kabupaten Bandung rataan pada periode yang sama sebanyak 40,9 persen.
Lalu, raihan okupansi di Kabupaten Indramayu cukup signifikan pada 29 Maret yang mencatat 91,42 persen. Sementara di Kota Cirebon pada 2 April tercatat 91,66 persen dan pada 3 April 84,87 persen. Kemudian di Kabupaten Subang okupansi rata-rata di angka 39 persen.
Dedi mengatakan, catatan ini menjadi indikator perbaikan kinerja bisnis sektor hotel setelah terpuruk pada tahun 2020 dihantam pandemi Covid-19.
“Meski belum normal kinerja bisnis industri hotel, catatan ini sangat baik karena ada pertumbuhan saat libur panjang,” ujar Dedi, Senin (5/4).
Dedi memastikan bahwa pelaku industri hotel sudah banyak yang menjalankan protokol kesehatan secara ketat. Ini seiring dengan basis Cleanliness, Health, Safety dan Environment Sustainability (CHSE) yang diberlakukan di industri pariwisata.
Dedi berharap, catatan ini bisa menambah optimistis para pelaku industri hotel, termasuk pariwisata. Apalagi, Jawa Barat merupakan lintasan dan tujuan para wisatawan. Ada ratusan objek wisata di Jawa Barat yang bisa menarik minat wisatawan, terlebih saat musim liburan. "Harus optimistis, yang penting saya sudah bikin SOP, ada 3M, CHSE, divaksin, antigen dan aman. Jadi apabila nanti yang berwisata ke Jabar sudah siap," katanya.
Menurutnya, program vaksinasi nasional yang menjangkau berbagai lapisan masyarakat termasuk pelaku usaha pariwisata, semakin meningkatkan keamanan dan kepercayaan masyarakat untuk berkunjung ke destinasi wisata.