REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG— Terdapat tiga hal yang harus menjadi prioritas pemulihan (recovery) pasca-pandemi yang penting dilakukan oleh pemerintah.
Wakil Ketua Koordinator Bidang Kesra DPR RI, Abdul Muhaimin Iskandar, menjelaskan yang pertama adalah recovery di bidang ekonomi, khususnya ekonomi pertanian. Kedua adalah pemulihan di sektor pendidikan.
"Sektor pendidikan menjadi korban yang sangat dahsyat dari pandemi ini, terutama pendidikan sekolah tingkat menengah yang tidak semua bisa mengikuti pola pendidikan online. Ini harus jadi prioritas penanganan pasca-pandemi," ujar Gus AMI, sapaan akrab Abdul Muhaimin Iskandar saat membuka Muktamar Pemikiran Dosen PMII di Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sayyid Ali Rahmatullah, Tulungagung, Jawa Timur, Senin (5/4).
Prioritas penanganan ketiga pascapandemi, kata Gus AMI, yakni pemulihan di bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). "Tiga prioritas ini yang harus menjadi ujung tombak utama penanganan pasca pademi. Saya kira ini harus digali dalam Muktamar ini agar bisa menangani keadaan dengan cepat," tutur Ketua Umum DPP PKB ini.
Gus AMI pun mengapresiasi gelaran Muktamar Pemikiran Dosen PMII yang pertama ini sebagai upaya untuk mencari pemikiran dan berbagai solusi kebangsaan di tengah pandemi Covid-19. Dia menyebut, di tengah dahaga keadaan, di tengah mencari solusi yang tepat dan efektif, lahir gagasan berfikir menggunakan kajian dan terori di kampus dan luar kampus untuk bersama mencari, menggagas, menyiapkan masa depan. “Bagi saya sebagai ketua parpol optimistis dengan Muktamar ini," katanya.
Dia berharap melalui Muktamar Pemikiran Dosen PMII ini akan lahir berbagai solusi penting bagi kehidupan bernegara dan berbangsa di masa yang akan datang. "Saya pribadi yang berjuang di jalur politik, saya menggantungkan kepada senior-senior pemikir jalan keluar terbaik untuk Indonesia masa depan sehingga kita bisa cepat mengatasi problem kebangsaan, baik ekonomi, politik, dan sosial," katanya.
Gus AMI yang juga mantan ketua umum PB PMII juga berharap para kader PMII di seluruh Indonesia untuk ikut menyiapkan masa depan bangsa menjadi lebih kreatif. Ini Muktamar digelar di Tulungagung, jauh dari sumber pertumbuhan, tapi bukan berarti Tulungagung ketinggalan. Sejak ditemukan teknologi informasi canggih, tempat bukan jadi masalah kemajuan.
“Terpenting dari kemajuan dan persaingan adalah produk dan hasil yang dilakukannya. Saya berharap dari Tulungagung lahir pikiran-pikiran, gagasan, solusi dari para dosen dan intelektual," katanya.
Menurutnya, bukan hanya sumber daya manusia (SDM) yang harus ditata, melainkan tata kelola perguruan tinggi juga harus dievaluasi untuk menghadapi masa depan. "Saya sudah bertemu dengan Pak Mendikbud Nadiem Makarim, salah satu titik temu dengan Pak Nadiem agar proses belajar mengajar di perguruan tinggi tidak memakan waktu panjang. Separuh waktu di kampus harus digunakan untuk memingkatkan kapasitas, skill mahasiswa," urainya.
Dalam pidatonya, Gus AMI juga menyinggung bahwa bicara mengenai masa depan Indonesia tidak bisa dipisahkan dengan Islam. Pun sebaliknya, Islam tidak bisa dipisahkan dari Indonesia. "Kalau bicara Indonesia pasti bicara Islam. Ada yang coba memisahkan, tapi faktanya ketika kita bicara Indonesia harus ada kekuatan Islam. Indonesia tak akan maju tanpa keterlibatan PMII baik yang masih aktif maupun yang sudah alumni," tuturnya.
Hadir dalam Muktamar Pemikiran Dosen PMII tersebut antara lain Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid, Sekjen DPP PKB Hasanuddin Wahid, Ketua Fraksi PKB DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal, Wakil Ketua Komisi IV DPR Anggia Ermarini, Ketua Umum PB IKA PMII Ahmad Muqowwam, serta para dosen dan rektor dari berbagai perguruan tinggi.
Hadir pula secara virtual Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, Menteri Desa PDTT Abdul Halim Iskandar, dan sejumlah tokoh penting lain.