REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengapresiasi penghargaan Tokoh Perubahan 2020. Ia menilai, penghargaan yang diberikan sudah mencakup berbagai macam dimensi dalam upayanya mengatasi pandemi Covid-19 di Indonesia.
"Tokoh-tokoh yang mengorbankan dirinya untuk kepentingan seluruh orang banyak, dalam rangka mengatasi wabah Covid-19 dengan segala dimensinya. Ada yang masalah kedisiplinan, kesehatannya. Saya kira bagus," kata Muhadjir, saat menghadiri acara Tokoh Perubahan Republika 2020, Senin (5/4).
Setiap tahunnya, Republika selalu memberikan penghargaan Tokoh Perubahan untuk orang-orang yang telah berjasa mengabdikan dirinya untuk masyarakat. Tema yang dipilih untuk tahun ini adalah 'Hikmah Kebersamaan untuk Bangkit dari Pandemi'. Muhadjir menilai, tema yang diambil untuk tahun ini sudah sangat tepat.
Menurut dia, tokoh-tokoh yang dipilih selama ini bekerja tanpa mengharapkan penghargaan. Para tokoh-tokoh ini terus bekerja tanpa pamrih dan melakukan hal-hal untuk kebaikan masyarakat umum. Oleh karena itu, Muhadjir menilai acara ini sangat bagus untuk mendukung para pahlawan yang bekerja tanpa pamrih tersebut.
"Kelihatan sekali kalau ini mereka betul-betul tetap bekerja tanpa menghitung bahwa dia suatu saat akan mendapatkan penghargaan ini," ujar Muhadjir menegaskan.
Ada lima tokoh perubahan Republika 2020. Di antaranya Ustaz Steven Indra Wibowo yang melakukan gerakan membantu masyarakat terdampak pandemi Covid-19, dan Junaidi Hakim seorang penggali kubur di Pemakaman Pondok Rangon Jakarta, dia bekerja sampai 15 jam sehari untuk menggali kuburan korban Covid-19.
Prof Kuwat Triyana, seorang dosen UGM penemu alat deteksi cepat Covid-19 bernama GeNose, Dr Erlina Burhan yang dikenal sebagai Kartini di tengah pandemi Covid-19, dan Nurmaya seorang warga sipil yang sudah lebih dari sembilan bulan membagi-bagikan makanan gratis kepada warga, meski dia sendiri mengalami kesulitan di tengah pandemi Covid-19.