REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah di Kabupaten Flores Timur terus melakukan evakuasi para korban bencana alam akibat pergerakan siklon tropis Seroja yang menyebabkan banjir dan tanah longsor. Pemkab Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), mencatat ada 62 orang yang hilang akibat bencana tersebut.
"49 korban jiwa di antaranya sudah ditemukan," kata Bupati Flores Timur Anton Hadjon saat konferensi virtual penanganan bencana di NTT bersama dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo, Senin (5/4) malam.
Pemkab Flores Timur juga mencatat korban luka berat sebanyak 58 orang.
Wakil Gubernur (Wagub) NTT Josef Nae Soi mengatakan, total korban jiwa akibat pergerakan siklon ini sebanyak 84 orang hingga hingga Senin malam. “Total korban jiwa hingga malam ini yaitu sebanyak 84 jiwa dan yang masih dalam pencarian sebanyak 71 orang," ujar Josef.
Ia mengakui, dampak siklon tropis Seroja sangat besar. Pemprov NTT mencatat, hampir seluruh kabupaten/kota yang berada di NTT terdampak bencana.
"Tetapi yang terberat adalah delapan kabupaten, di antaranya Kabupaten Flores Timur, Lembata, Kota Kupang, Sabu Raijua, Sumba Timur, Alor, dan Malaka," katanya.
Sementara itu, Doni mengatakan, tim yang ada di lapangan, baik dari pemerintah daerah, tim kesehatan, dan relawan lokal bekerja keras melakukan perawatan pasien luka-luka.
"Sementara kami terima laporan bahwa korban mengalami patah tulang," katanya.
Baca juga : Fraksi PKS DPR Potong Gaji Bantu Korban Bencana di NTT-NTB
Namun, dia melanjutkan, tidak ada rumah sakit di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur. Karena itu, BNPB akan melakukan evakuasi para korban dari Adonara ke rumah sakit yang ada di Larantuka. Sementara itu, dia melanjutkan, di Lembata telah memiliki rumah sakit.
"Proses bantuan dan penanganan akan dikoordinir oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dari Makassar, Sulawesi Selatan," ujarnya.
Tak hanya bantuan Kemenkes, pihaknya telah mendatangkan satu unit helikopter dan telah tiba di NTT yang sekarang berada di Maumere.