REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kondisi kesehatan kritikus Kremlin Alexei Navalny memburuk di dalam penjara dan dipindahkan ke bangsa khusus tahanan yang mengalami sakit. Surat kabar Izvestia melaporkan, Navalny mengalami gejala penyakit pernapasan dan dirujuk untuk menjalani tes virus corona.
Pekan lalu Navalny mengatakan, staf penjara menolak untuk memberikan perawatan bagi dirinya yang mengalami nyeri punggung dan nyeri kaki. Sebelumnya, Navalny menuding bahwa ada wabah tuberkulosis (TBC) di dalam penjara. Politisi oposisi itu mengatakan tiga orang yang berada di bangsal yang sama dengan dirinya telah dirawat di rumah sakit karena tuberkulosis.
“Jika saya menderita TBC, mungkin itu akan menghilangkan rasa sakit di punggung dan mati rasa di kaki saya. Bagus sekali," tulis Navalny di Instagram.
Navalny mengatakan, penjara telah mengukur suhu tubuhnya yaitu pada 38,1 derajat celcius. Selain itu, dia juga mengalami batuk cukup parah. Beberapa jam kemudian, Izvestia, surat kabar pro-Kremlin, mengutip pernyataan dari layanan penjara federal yang mengatakan bahwa dia telah dipindahkan ke bangsal sakit dan menjalani berbagai tes, termasuk untuk virus corona.
Laporan Izvestia tidak menjelaskan lebih lanjut tentang lokasi bangsal sakit yang dimaksud. Tetapi menurut outlet TV Rain, salah satu pengacara Navalny mengatakan, bangsal sakit itu tampaknya berada di dalam koloni hukuman korektif IK-2 100 km (60 mil) timur Moskow, tempat dia ditahan.
Sekutu Navalny akan menggelar aksi protes di luar penjara mulai Selasa (6/4). Mereka menuntut agar Navalny diperiksa oleh dokter pilihannya dan diberikan obat yang tepat. Sekretaris Jenderal Amnesty International, Agnes Callamard, mengatakan dia telah mengajukan banding ke Presiden Vladimir Putin atas penangkapan sewenang-wenang Navalny, dan kondisi kesehatannya yang memburuk.
"Ada kemungkinan nyata bahwa Rusia akan membuatnya mati perlahan. Dia harus diberikan akses langsung ke dokter yang dia percaya dan dia harus dibebaskan," ujar Callamard.