REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) sedang menyelidiki laporan pelanggaran hak asasi manusia dan kekejaman di wilayah Tigray, Ethiopia. Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Ned Price mengatakan, AS sangat prihatin dengan laporan yang diangkat oleh CNN dan BBC tentang pembantaian di wilayah tersebut.
“Kami, tentu saja, mempelajari laporan-laporan ini. Kami telah mencatatnya dengan cermat dan kami akan terus memperhatikannya, "kata Price.
"Kami mengutuk keras pembunuhan, pemindahan paksa, pelecehan seksual, pelanggaran hak asasi manusia lainnya yang telah dilaporkan oleh banyak organisasi," tambah Price.
Kementerian Luar Negeri Ethiopia mengatakan penyelidikan bersama dengan para ahli eksternal atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia akan segera dimulai. Price juga menyambut baik mundurnya pasukan Eritrea dari Tigray. Dia menyebut mundurnya pasukan Eritrea sebagai langkah maju yang penting dalam penurunan ketegangan di wilayah tersebut. Negara-negara G7 termasuk Amerika Serikat pada Jumat (2/4) menyerukan penarikan tentara Eritrea dengan cepat, tanpa syarat dan dapat diverifikasi, diikuti oleh proses politik yang dapat diterima oleh semua warga Ethiopia.
"Penarikan segera dan lengkap pasukan Eritrea dari Tigray akan menjadi langkah maju yang penting dalam mengurangi konflik dan memulihkan perdamaian dan stabilitas regional," kata Price.