REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta masyarakat legowo dan patuh terhadap kebijakan pemerintah tentang larangan mudik. Khofifah mengingatkan, kebijakan larangan mudik tiada lain karena masih mewabahnya Covid-19 di tanah air.
"Pemerintah masih melarang mudik. Kita harus longgar hati untuk menjaga keselamatan bersama. Tolong dipatuhi aturan ini," kata Khofifah, Selasa (6/4).
Khofifah mengatakan, seiring berjalannya waktu, situasi dan kondisi pandemi Covid-19 memang perlahan-lahan mulai melandai. Hal itu tidak bisa dilepaskan dari berbagai macam upaya yang dilakukan pemerintah dengan membuat beberapa kebijakan seperti penerapan Pemberlakuan Sosial Berskala Besar (PSBB), Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro hingga proses vaksinasi. Hal ini juga tak lepas dari peran aktif masyarakat menjaga protokol kesehatan.
Kendati demikian, lanjut Khofifah, pemerintah tetap mengambil langkah waspada. Salah satunya dengan melayang aktivitas mudik saat libur lebaran.
Sebab, jika masyarakat diperbolehkan mudik, pemerintah khawatir akan kembali terjadi peningkatan penularan kasus Covid-19. Seperti terjadi di beberapa negara di Eropa yang kembali menerapkan lockdown, juga Filipina, Bangladesh, dan India.
"Jadi, negara-negara tersebut masuk fase gelombang ketiga. Tentu kita berharap situasi yang melandai ini kita jaga, termasuk vaksinasi kita maksimalkan, menjaga jarak serta menggunakan masker dengan benar," ujar Khofifah.
Baca juga : Mudik Lebaran 2021 Dilarang, Ini Sanksi Bagi Pelanggar
Khofifah melanjutkan, meski mudik Idul Fitri belum diperbolehkan, namun ibadah sholawat tarawih dan sholat idul fitri sudah diperbolehkan. Meskipun dengan menerapkan protokol kesehatan ketat, utamanya menjaga jarak secara aman.
"Harus ada tim satgas Covid-19 di musholla dan masjid, sehingga ketika menjalankan sholat tarawih, termasuk sholat Id terjaga prokes dengan baik," kata dia.