REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Kesulitan akses air bersih adalah permasalahan dunia, termasuk juga di Indonesia. Walaupun Indonesia merupakan negara agraris, namun beberapa daerah di Indonesia masih kesulitan mendapatkan air bersih. Bahkan Forum air Dunia memprediksi krisis air bersih di Indonesia akan terasa di tahun 2025. Hal itu karena faktanya pertumbuhan penduduk berbanding terbalik dengan kemampuan tanah untuk menyediakan sumber air bersih bagi manusia.
Desa Bojongsari, Tasikmalaya, Jawa Barat adalah salah satu lokasi yang kesulitan akses air bersih. Masyarakat di sana bertahun-tahun berkegiatan MCK di sarana umum dan harus antre mulai jam 3.00 pagi. Seperti yang disampaikan oleh Ajengan Aan Hidayat, tokoh masyarakat setempat, “Masyarakat di sini harus datang ke MCK umum untuk kegiatan MCK, selain harus antrd berjam-jam untuk mendapatkan air. Masalah lainnya adalah aurat wanita Muslim yang harus dijaga, padahal ini adalah kegiatan MCK di tempat umum.”
Murid-murid SDN Munjul di desa Bojongsari bahkan harus membawa sebotol air bersih setiap hari sebagai syarat datang ke sekolah. Air itu untuk dimasukkan ke dalam toren SD yang nantinya digunakan oleh murid-murid untuk kegiatan MCK di sekolah.
Namun semua itu sudah berubah sejak adanya Wakaf Sarana Air Bersih yang digalang oleh BWA, lembaga wakaf dan kemanusiaan. Dengan memegang teguh “Inovasi Wakaf”, BWA mengajak para wakif untuk mewujudkan wakaf sarana air bersih untuk Desa Bojongsari.