Selasa 06 Apr 2021 11:41 WIB

Warga Kupang Bayar Rp 5 ribu untuk Mengecas Ponsel

Karena listrik masih mati, warga bisa mengisi bateri ponsel lewat genset berbayar.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Suasana di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Ahad (4/4), yang dilanda cuaca ekstrem.
Foto: Istimewa
Suasana di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Ahad (4/4), yang dilanda cuaca ekstrem.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Warga Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), terpaksa membayar uang Rp 5 ribu untuk mengecas telepon selulernya di genset milik sejumlah warga karena listrik sampai sekarang belum menyala. Aditya, seorang mahasiswa saat ditemui di Kota Kupang, Senin (5/4) malam Wita, mengaku, membayar Rp 5 ribu untuk bisa mengecas telepon selulernya.

"Ini agar bisa tetap berkomunikasi dengan orang tua," kata Aditya. Meski telepon selulernya sudah menyala, belum tentu mereka bisa langsung berkomunikasi. Warga harus mencari lokasi yang masih bisa dijangkau sinyal telekomunikasinya.

"Di dalam Kota Kupang, sinyal bisa tapi harus mencari lokasi yang tepat," kata Aditya. Layanan listrik sampai berita ini ditulis pada Selasa (6/4) siang WIB, belum menyala karena banyak kabel yang tertimpa pohon tumbang. Sehingga satu-satunya harapan dari warga untuk mendapatkan setrum melalui genset.

Adapun pohon tumbang hingga kini masih menutupi sejumlah ruas jalan di Kota Kupang, setelah peristiwa cuaca ekstrem yang melanda pada Ahad (4/4) dini hari WIB. Dilaporkan ruas jalan yang masih tertutup pohon yang tumbang, antara lain Jalan Soeharto, Piet A Tallo, El Tari, Timor Raya, dan Jalan 40 di kawasan Universitas Nusa Cendana (Undana).

Khususnya di Jalan 40 di kawasan Undana itu, sama sekali tidak bisa dilalui kendaraan. pohon tumbang masih melintang di ruas jalan tersebut. Petugas Pemkot Kupang saat ini masih terkonsentrasi memindahkan dan menyingkirkan pohon yang tumbang di Jalan Piet A Tallo dan El Tari. Sejumlah warga berinisiatif mengatasi pohon tumbang di Jalan Soeharto dengan menggunakan alat seadanya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement