REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Sebanyak 48 warga Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang pada Ahad (4/4) terdampak banjir lahar hujan dari puncak Gunung Ile Lewotolok belum ditemukan. Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Lembata, Nasrun Neboq, ketika dihubungi Antara dari Kupang, Selasa (6/4).
"Masih ada 48 orang yang belum ditemukan dan dilaporkan hilang dalam peristiwa itu," kata Nasrun Neboq.
Menurut dia, warga yang dilaporkan hilang dan belum ditemukan umumnya berasal dari desa-desa yang paling parah terdampak banjir lahar, seperti Desa Amakaka, Tanjung Batu, dan Waowala di Kecamatan Ile Ape. Tim SAR dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, Polri, dan pemerintah kecamatan dengan bantuan warga masih berupaya menemukan mereka.
"Pencarian dilakukan di sepanjang lintasan banjir lahar hujan," kata Nasrun.
Ia mengemukakan bahwa banyaknya material, seperti bongkahan batu dan kayu yang terbawa banjir menyulitkan tim SAR menemukan korban bencana yang dilaporkan hilang. Nasrun mengatakan, sampai saat ini ada 19 korban banjir lahar Gunung Ile Lewotolok yang berhasil ditemukan, tiga orang dari Kecamatan Oemsuri, dan 16 orang dari Kecamatan Ile Ape.
Baca juga : Diperintah KSAD, Mayjen Maruli Simanjuntak Tangani Banjir