Promosi Wisata Atraktif Jaga Kunjungan Wisata Yogyakarta
Red: Yusuf Assidiq
Pengunjung menikmati sore di kawasan Titik Nol Yogyakarta, Ahad (21/3). Sejak vaksinasi Covid-19 massal untuk kawasan Malioboro kunjungan wisatawan naik cukup pesat terutama untuk akhir pekan. Meski masih di pagar, kawasan Titik Nol Yogyakarta masih menjadi tujuan wisatawan menghabiskan sore hari. | Foto: Wihdan Hidayat / Republika
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Komisi B DPRD Kota Yogyakarta mendorong Dinas Pariwisata setempat menggencarkan promosi wisata yang atraktif untuk menjaga target kunjungan wisata di Yogyakarta selama masa pandemi Covid-19.
“Ada beberapa cara menarik yang saya kira bisa dilakukan oleh Dinas Pariwisata Yogyakarta untuk promosi wisata sekaligus mengenalkan beragam objek wisata yang sebelumnya belum terlalu dikenal luas oleh wisatawan,” kata Wakil Ketua Komisi B DPRD Kota Yogyakarta, Oleg Yohan, Selasa (6/4).
Menurut dia, salah satu bentuk promosi wisata yang bisa dilakukan adalah dengan menggelar berbagai lomba. Seperti pembuatan video untuk mengenalkan objek wisata yang belum banyak diketahui wisatawan.
Video dari peserta lomba tersebut kemudian dapat dijadikan sebagai bahan promosi pariwisata dengan diunggah ke media sosial, baik media sosial peserta maupun media sosial milik Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta.
“Bantaran sungai di Yogyakarta, baik Code, Winongo, dan Gajah Wong sebenarnya memiliki banyak lokasi yang memiliki daya tarik wisata yang juga perlu dipromosikan. Bukan hanya Malioboro, Keraton, dan objek wisata lain yang sudah dikenal luas,” katanya.
Selain itu, promosi juga bisa dilakukan melalui kerja sama dengan pihak ketiga seperti angkutan daring sehingga tidak mengganggu alokasi anggaran promosi di APBD Kota Yogyakarta.
Oleg pun meyakini, Yogyakarta juga bisa mengembangkan wisata yang sedang menjadi tren akhir-akhir ini yaitu sport tourism dengan bersepeda berkeliling kampung wisata. Terlebih sudah ada lima jalur sepeda wisata yang ditetapkan Pemerintah Kota Yogyakarta.
“Yang perlu diperkuat adalah sinergi antar organisasi perangkat daerah (OPD). Misalnya melibatkan pelaku UKM di wilayah untuk bisa menjual produk di sepanjang jalur yang dilewati,” ujarnya.
Sedangkan pelaksanaan vaksinasi kepada pelaku wisata yang sudah dilakukan di Kota Yogyakarta, lanjut dia, juga mendukung upaya pemulihan industri pariwisata di Yogyakarta.
“Pilihan yang bisa dilakukan adalah menjaga perekonomian dan kesehatan berjalan seimbang. Ini yang harus menjadi komitmen bersama dengan penerapan protokol kesehatan ketat,” jelasnya.
Sebelumnya, Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta pada tahun ini menargetkan kunjungan 1,1 juta wisatawan yang akan tetap didominasi wisatawan domestik. Sejumlah destinasi wisata yang tetap akan banyak dikunjungi wisatawan adalah GL Zoo, Kraton, Taman Pintar dan Malioboro.
Sejumlah kegiatan promosi wisata yang sudah dilakukan di antaranya Jogja Vaganza juga table top yang digelar di beberapa kota. Pada 2020, jumlah kunjungan wisata di Yogyakarta tercatat 1.384.781 orang.
Terdiri dari 1.344.211 wisatawan domestik, dan 40.570 orang wisatawan mancanegara. Jumlah wisatawan yang berkunjung pada 2020 berkurang signifikan dibanding 2019 yang mencapai 4,3 juta orang.