UMKM Sleman Meningkat 10 Ribu Lebih Selama Pandemi
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Perajin mewarnai boneka kayu di Barokah Craft, Pakem, Sleman, Yogyakarta. | Foto: Wihdan Hidayat/ Republika
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Jumlah UMKM selama masa pandemi di Kabupaten Sleman, DIY, justru terus meningkat. Bahkan, Bupati Sleman, Kustini Purnomo mengatakan, jumlah UMKM mengalami kenaikan dari semula 48 ribu menjadi lebih dari 60 ribu.
Ia berpendapat, banyaknya UMKM itu tentu memerlukan dukungan dari semua elemen. Karenanya, perlu ada kerja sama dalam rangka pemulihan ekonomi yang dilakukan tidak cuma pemerintah, pasar, publik, tapi juga perguruan tinggi.
"Kami berharap, mahasiswa dapat memberikan pendampingan melalui pelatihan peningkatkan pemasaran, utamanya daring untuk tingkatkan ekonomi masyarakat," kata Kustini, dalam sarasehan yang digelar Kalurahan Wonokerto, Selasa (6/4)
Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis Islam UIN Sunan Kalijaga, Afdawaiza menuturkan, UMKM yang mampu bertahan salah satunya terhubung ekosistem digital manfaatkan marketplace. Selain itu, UMKM harus beradaptasi lewat produk-produk inovasi.
"UMKM yang mampu bertahan saat ini juga yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan dasar seperti listrik, air bersih, pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, otomotif, dan perbankan," ujar Afdawaiza.
Ketua Lembaga Penelitian dan pengabdian Masyarakat (LPPM) UIN Sunan Kalijaga, Muhrisun menekankan, sarasahan Kalurahan Wonokerto dan LPPM UIN Suka menjadi salah satu bentuk kolaborasi. Serta, media belajar dan pengabdian mahasiswa.
Ia menilai, kegiatan semacam ini diperlukan untuk memberikan kesempatan mahasiswa mengembangkan ilmunya untuk terjun langsung di tengah masyarakat. Karenanya, Muhrisun mengapresiasi Kalurahan Wonokerto atas kolaborasi ini.
"Alhamdulillah, Pemerintah Kalurahan Wonokerto menyambut baik kerja sama ini untuk memberi mahasiswa ruang belajar dan mengabdikan diri kepada masyarakat," kata Muhrisun.