REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Sunaryo Kartadinata mengatakan seorang guru harus memahami filsafat pendidikan dan mengajar. Jika seorang guru memiliki filsafat pendidikan, kata dia maka proses pendidikan yang dilakukan di dalam kelas akan lebih jelas.
Profesor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) ini menilai, selama ini penilaian guru hanya sebatas pada mengukur kemampuan mereka dalam mentransfer pendidikan. Penilaian terhadap guru yang dilakukan bukan dalam arti mendidik atau pedagogik.
"Oleh karena itu, harus ditumbuhkan pada diri guru adalah kesadaran akan fokus dan tujuan ini yang belum tumbuh. Yang baru tumbuh adalah kecakapan mengajar, sebatas menyampaikan informasi, pengetahuan, dan keterampilan," kata Sunaryo, dalam Seminar Nasional PJP, Selasa (6/4).
Filsafat yang belum tumbuh pada guru, menurut Sunaryo disebabkan karena pada diri guru itu sendiri belum tertanamkan pemahaman tentang hakikat ilmu yang diajarkannya. Mestinya, guru tahu betul untuk apa dan hendak kemana ilmu yang diberikan kepada muridnya.
"Mungkin kalau mengajar itu diawali dengan menjelaskan, bahwa mata pelajaran ini tujuannya ini, untuk hidup dalam negara seperti ini. Barangkali murid akan terdorong untuk memahami," kata Sunaryo.
Menurutnya, perlu dilakukan survei untuk mengetahui pemahaman guru-guru terhadap filsafat pendidikan. Perlu diketahui, apakah guru-guru bekerja sebatas membangun kompetensi yang selesai setelah dinilai, atau betul-betul memberikan pendidikan bagi muridnya.