Selasa 06 Apr 2021 17:57 WIB

Kiat Membuka Akses Finansial Bagi Kelompok Underbanked

Kolaborasi ini tantangan untuk menjangkau masyarakat yang belum terlayani keuangan

Industri financial technology (fintech) mempercepat pemulihan ekonomi nasional (PEN).
Foto: Tim Infografis Republika.co.id
Industri financial technology (fintech) mempercepat pemulihan ekonomi nasional (PEN).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-–Sejak awal kemunculannya di 2016, Industri fintech telah tumbuh pesat dalam membantu mendorong inklusi keuangan di Indonesia dengan melayani lebih banyak masyarakat yang sebelumnya tidak tersentuh oleh layanan keuangan formal. 

Menurut Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilakukan OJK pada 2019, tingkat inklusi keuangan Indonesia pada 2019 mencapai 76,19 persen, meningkat cukup pesat sejak kebangkitan fintech bila dibandingkan dengan 2017 dimana tingkat inklusi keuangan hanya kurang dari 50 persen. 

Karena itu PT Bank KEB Hana Indonesia (Bank Hana) dan PT Kredit Pintar Indonesia (Kredit Pintar) melakukan peresmian simbolis kerja sama loan channeling sebesar Rp 100 miliar. Dana ini disalurkan kepada pengguna yang memiliki keterbatasan akses layanan keuangan (underbanked), namun membutuhkan pinjaman cepat jangka pendek. Kerja sama yang telah berjalan sejak September 2020 ini merupakan bukti kolaborasi antara korporasi dengan fintech company (financial technology), khususnya peer- to-peer (P2P), dapat membantu mendorong inklusi keuangan masyarakat Indonesia di tengah masa pandemi.

Chief Consumer Banking Officer Bank Hana, Anton Hermawan, mengungkapkan kolaborasi dengan Kredit Pintar menjadi momentum baik bagi korporasi untuk menjawab tantangan perbankan konvensional dalam menjangkau kelompok masyarakat underbanked dan underserved, yaitu mereka yang memiliki keterbatasan akses, serta belum terjangkau oleh layanan keuangan konvensional. “Melalui kolaborasi ini kami optimis penyaluran dana dapat dimanfaatkan oleh pengguna yang benar-benar membutuhkannya,” ujar Anton. 

Kemitraan dengan fintech P2P Lending merupakan bisnis model baru bagi Bank, oleh karenanya prinsip kehati-hatian dalam pemberian pinjaman perlu diterapkan dengan lebih ketat. Rekam jejak yang baik serta integritas yang tinggi dari Kredit Pintar dalam pemrosesan pinjaman, mulai dari pengajuan hingga persetujuan, menjadi salah satu alasan kami menyambut baik dan mendukung kerjasama ini.

Direktur Kredit Pintar, Wisely Wijaya, menyatakan  kolaborasi dengan Bank Hana merupakan perwujudan kepercayaan akan kinerja perusahaan dalam menyediakan akses mudah untuk pinjaman jangka pendek. "Kami yakin bahwa pinjaman sebesar Rp100 miliar ini akan mampu menjangkau masyarakat yang sungguh-sungguh membutuhkannya,” kata Wisely Wijaya.

Berdasarkan data Kredit Pintar pada Maret 2021, secara akumulatif Kredit Pintar telah menyalurkan pinjaman sebanyak Rp14 triliun sejak didirikan, kepada lebih atau kurang dari dua juta peminjam. Kredit Pintar memiliki lebih atau kurang dari 650 ribu peminjam aktif, dengan kisaran total pinjaman tahun ini dari Rp648 miliar dan total pinjaman yang belum dibayar Rp 996 miliar.

Kredit Pintar menawarkan pinjaman tunai tanpa jaminan. Proses pengajuan pinjaman dapat dilakukan melalui aplikasi Kredit Pintar yang dapat diunduh pada Google Play Store secara daring (online) melalui ponsel. Sebagai persyaratan pengajuan pinjaman, Kredit Pintar mengharuskan pengguna untuk mengisi data diri sesuai Kartu Tanda Penduduk (KTP). Pengguna hanya membutuhkan waktu sekitar lima menit untuk mengajukan pinjaman. Jika pengajuan pinjaman disetujui, dana akan dikirim langsung ke rekening pengguna.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement