Selasa 06 Apr 2021 20:41 WIB

Guru Harus Cepat Jadi Prioritas Vaksinasi

Anak-anak yang tidak dapat mengakses sekolah secara langsung semakin tertinggal.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Mas Alamil Huda
Proses pembelajaran tatap muka (PTM) di SMA Negeri 3 Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Selasa (6/4). Berdasarkan data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang baru 80 persen sekolah yang sudah menggelar PTM, sedangkan 20 persen belum siap karena belum bisa memenuhi persyaratan.
Foto: Antara/Syaiful Arif
Proses pembelajaran tatap muka (PTM) di SMA Negeri 3 Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Selasa (6/4). Berdasarkan data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang baru 80 persen sekolah yang sudah menggelar PTM, sedangkan 20 persen belum siap karena belum bisa memenuhi persyaratan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, mengatakan, pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) memang harus mendapatkan vaksinasi. Ia menilai, guru harus cepat divaksin dan menjadi prioritas agar pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas bisa segera dimulai.

"Kami mengapresiasi terutama terkait pengadaan vaksinasi," kata Hetifah, dalam keterangannya, Selasa (6/4).

Sudah satu tahun pandemi Covid-19 melanda dunia dan menimbulkan dampak sosial negatif yang berkepanjangan. Dampak-dampak yang sudah tercatat di Indonesia seperti putus sekolah, penurunan capaian belajar, dan kekerasan pada anak.

The World Bank melansir, penutupan sekolah di seluruh dunia diperkirakan dapat mengakibatkan hilangnya pendapatan seumur hidup dari generasi yang saat ini berada di usia sekolah sebesar paling tidak 10 triliun dolar AS. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyatakan bahwa penutupan sekolah memiliki dampak negatif bagi perkembangan kesehatan, pendidikan, pendapatan keluarga, dan perekonomian secara keseluruhan.

Indonesia adalah satu dari empat negara di kawasan timur Asia dan Pasifik yang belum melakukan pembelajaran tatap muka secara penuh. Sementara 23 negara lainnya sudah. UNICEF menyebut bahwa anak-anak yang tidak dapat mengakses sekolah secara langsung semakin tertinggal dan dampak terbesar dirasakan oleh anak-anak yang paling termarjinalisasi.

Salah satu pengajar di KB dan TK Kartika 58, Erlin Oktyawardani, mengatakan, untuk anak usia dini memang PTM sangat dibutuhkan. Ia pun mendukung untuk PAUD segera dibuka untuk tatap muka terbatas.

"Saya mendukung pelaksanaan PTM terutama untuk anak usia dini karena kebutuhan anak-anak PAUD sangat perlu bimbingan dan pendampingan langsung. Pembelajaran daring kurang efektif untuk membangun karakter anak-anak usia dini," kata Erlin.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement