REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Kelompok Muslim Malaysia mengutuk rencana Arab Saudi yang hendak menjalankan normalisasi dengan Israel.
Presiden Musyawarah Ormas Islam Malaysia (MAPIM) Mohd Azmi Abdul Hamid mengaku terkejut dengan pernyataan Menlu Saudi yang mengatakan normalisasi dengan Israel membawa manfaat luar biasa bagi kawasan.
“Ini benar-benar keterlaluan dan benar-benar tidak masuk akal,” kata Azmi dalam pernyataannya pada Selasa.
Azmi menegaskan MAPIM menolak Saudi dan negara Muslim mana pun untuk tunduk pada Israel.
“Langkah Saudi untuk melakukan normalisasi dengan Israel adalah pengkhianatan terakhir tidak hanya bagi perjuangan Palestina tetapi juga bagi seluruh umat,” kata Azmi.
Azmi juga mendesak negara-negara Muslim untuk tidak tunduk pada kesepakatan normalisasi. Mereka harus tetap bersatu dan teguh dalam perjuangan membebaskan Palestina.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Faisal bin Farhan pada Kamis lalu mengatakan kemungkinan negaranya menormalisasi hubungan dengan Israel tetap terbuka. Dia yakin hal itu akan membawa kebaikan bagi kawasan Timur Tengah khususnya di bidang ekonomi, sosial, dan keamanan.
“Ada, tentu saja, kesepakatan normalisasi dengan Israel di atas meja - telah dibahas sejak 2002; itu disebut rencana perdamaian Arab," kata Pangeran Faisal dalam wawancara dengan CNN.
Namun, Faisal menegaskan jika normalisasi hubungan ini baru bisa terwujud jika ada kemajuan proses perdamaian antara Israel dan Palestina.
"Saya tidak tahu apakah (kesepakatan) akan segera terjadi, ini sangat bergantung pada kemajuan proses perdamaian,” kata Pangeran Faisal.