REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Ketua Partai Christian Democrats (CDU) yang berkuasa Armin Laschet mengatakan Jerman harus menerapkan peraturan pembatasan sosial yang ketat selama dua hingga tiga pekan. Ini dilakukan sampai semakin banyak orang yang divaksin dan karantina nasional dapat dilonggarkan.
Laschet mengatakan peraturan yang lebih ketat bertujuan untuk mengurangi angka kasus positif virus corona sampai kurang dari 100 kasus per 100 ribu jiwa. Serta menggelar pemeriksaan wajib, pelacakan kontak secara digital luas dan membuka ekonomi beberapa tempat.
"Rencana saya untuk usaha yang lebih besar," kata perdana menteri Negara Bagian Rhine Utara-Wesphalia pada stasiun televisi ZDF, Selasa (6/4).
"Lalu kami dapat memasuki periode baru di mana kami dapat membuka perekonomi lagi secara bertahap," kata Lanchet yang ingin maju dalam pemilihan kanselir dari CDU pada bulan September mendatang.
Sebelumnya Laschet mengkritik Kanselir Merkel karena menolak memperketat peraturan pembatasan sosial. Ia akan membawa rencananya ini dalam pertemuan dengan kanselir dan perdana menteri dari negara-negara bagian yang lain. Juru bicara pemerintah tidak keberatan dengan rencana Lanchet.
"Pemerintah federal selalu siap berkonsultasi, kondisinya mereka persiapkan dengan baik," kata juru bicara tersebut.
Reaksi dari perdana menteri negara-negara bagian yang berbeda-beda. Walaupun sudah menerapkan karantina nasional selama berbulan-bulan tapi Jerman tetap kesulitan menahan laju penyebaran virus dan banyak pakar virus yang mengatakan memperketat peraturan pembatasan sosial sudah tidak dapat dihindari.
Program vaksinasi Jerman tertinggal dibandingkan Israel, Amerika Serikat (AS) dan Inggris. Baru 12 persen dari populasi Jerman yang sudah divaksinasi dosis pertama. Selasa ini Jerman mengkonfirmasi 6.885 kasus positif virus corona.