REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Sebuah kapal kargo Iran diserang di Laut Merah, pada Selasa (6/4). Al Arabiya TV dan kantor berita semi-resmi Iran Tasnim mengatakan, kapal itu menjadi sasaran ranjau limpet.
Al Arabiya mengutip seorang sumber yang mengatakan, kapal itu diserang di lepas pantai Eritrea dan berafiliasi dengan Garda Revolusi Iran. Sementara, Tasnim mengidentifikasi kapal itu sebagai Iran Saviz.
"Kapal Iran Saviz telah ditempatkan di Laut Merah selama beberapa tahun terakhir untuk mendukung pasukan komando Iran yang dikirim dalam misi pengawalan kapal komersial (anti-pembajakan)," lapor Tasnim.
Reuters tidak dapat memverifikasi laporan tersebut secara independen. Sementara, pejabat Iran tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.
Itu adalah serangan terbaru dari serangkaian serangan yang dilaporkan terhadap kapal kargo milik Israel dan Iran sejak akhir Februari. Kedua negara saling menuduh satu sama lain untuk bertanggung jawab atas serangan itu. Pejabat Israel menolak berkomentar tentang serangan yang dilaporkan terhadap kapal kargo Iran.
Insiden tersebut telah terjadi sejak Presiden AS Joe Biden berkomitmen untuk bergabung kembali dengan kesepakatan nuklir 2015 (JCPOA). Namun, hal itu mendapatkan pertentangan dari Israel.
Sebelum tersiar berita tentang serangan di Laut Merah, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam komentarnya kepada anggota parlemen dari partai sayap kanan Likud mengatakan, seharusnya tidak ada lagi kesepakatan nuklir "berbahaya". Netanyahu menambahkan, Israel harus mengambil tindakan atas ancaman Iran.
"Secara paralel kita harus terus menangkis permusuhan Iran di wilayah kita. Dan ancaman ini bukanlah masalah teoritis. Saya tidak mengucapkannya secara retoris. Kita harus mengambil tindakan di hadapan rezim fanatik di Iran, yang hanya mengancam untuk menghapus kita dari muka bumi," ujar Netanyahu.