REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Rantai pasokan global untuk produsen vaksin Covid-19 telah terganggu oleh pembatasan yang diterapkan oleh Amerika Serikat (AS).
Salah satu pendiri Curevac Jerman, Florian von der Muelbe pembatasan itu menjadi kendala bagi perusahaan yang ingin membangun produksi vaksin di Eropa.
Von der Muelbe menambahkan, pembuat vaksin yang berusaha untuk membangun produksi di Eropa berada pada kerugian yang serius karena pemasok di AS harus memenuhi kebutuhan dalam negeri terlebih dahulu. Hal itu sesuai dengan mandat dalam Undang-Undang Produksi Pertahanan.
“Rantai pasokan global terganggu,” ujar von der Muelbe yang sekarang menjabat sebagai kepala produksi Curevac, kepada Rheinische Post dalam sebuah wawancara yang diterbitkan hari Rabu (7/4).
Von der Muelbe mengatakan, rantai pasok seperti bahan kimia, peralatan, filter, atau selang yang dibuat oleh pabrikan AS. Mereka berkewajiban terlebih dahulu untuk memenuhi permintaan Amerika.
Curevac sudah memproduksi kandidat vaksinnya, yang didasarkan pada teknologi messenger RNA (mRNA), di pabriknya di Tuebingen, Jerman. Perusahaan baru saja mencapai kemitraan dengan produsen kontrak Swiss Celonic Group. Sebelumnya, perusahaan menjalin kontrak dengan Novartis AG, Bayer AG, Fareva, Wacker dan Rentschler Biopharma SE.
Baca juga : Ini Niat Kapolri Buat TR Larangan Siarkan Arogansi Polisi
Von der Muelbe mengatakan, dia berharap kandidat vaksin Curevac akan memenangkan persetujuan darurat Eropa pada kuartal ini. Dia mengkonfirmasi bahwa perusahaannya diperkirakan akan menghasilkan 300 juta dosis vaksin Covid-19 tahun ini.