REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kalangan pendidik --boleh jadi-- sudah tidak sabar untuk bisa menggelar sekolah tatap muka, setelah setahun lebih aktivitas tersebut terhenti akibat pandemi Covid-19. Namun untuk bisa menggelar kembali sekolah tatap muka -- di tengah kondisi yang belum aman dari risiko penularan Covid-19-- bukan persoalan sederhana untuk dilakukan.
“Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah pun sangat berhati- hati soal ini,” ungkap Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (7/4).
Oleh karena itu, gubernur terus mengingatkan kepada semua satuan pendidikan yang ada di daerahnya untuk tidak main colong-colongan dalam menggelar sekolah tatap muka. Apalagi jika dilakukan tanpa ada koordinasi dengan pemerintah, dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan—dan Satgas Covid-19 yang ada di masing- masing daerah.
Perihal ini kembali ditegaskan oleh gubernur, setelah menjumpai aktivitas sekolah tatap muka di SMK Hidayah, di wilayah Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Rabu pagi. Saat gowes pagi di wilayah Banyumanik, ia menjumpai sejumlah siswa berseragam tampak masuk sekolah tersebut.
Melihat itu, gubernur segera berhenti dan menyambangi sekolah tersebut untuk mencari tahu lebih jauh dengan menemui salah satu guru yang kebetulan tengah menyambut siswa di sekitar pintu gerbang sekolah. “Ini sudah masuk siswanya, apakah sudah mendapatkan izin untuk menggelar sekolah tatap muka?” tegasnya.
Baca juga : Infografis Ini yang Disiapkan Sebelum Sekolah Tatap Muka
Atas pertanyaan tersebut, salah satu guru di sekolah tersebut menjawab sekolah –secara resmi—belum menggelar kegiatan pembelajaran tatap muka. Namun yang sempat dilihat gubernur tersebut merupakan siswa kelas XII yang sedang mengikuti Uji Kompetensi Keahlian (UKK) di sekolah.
“Ini siswa kelas 3 pak, yang mengikuti UKK dan Kami (pihak SMK Hidayah) sudah izin ke Dinas Pendidikan,” jelas guru tersebut.
Tak cukup bertanya, gubernur pun kemudian langsung masuk ke sekolah untuk mengecek pelaksanaan UKK di sana. Saat masuk ke ruang guru --lagi-lagi—ia masih melihat sejumlah guru yang asyik ngobrol tanpa menerapkan jaga jarak. Beberapa di antaranya bahkan tidak mengenakan masker.
Beberapa guru yang beraktivitas juga tampak hanya menggantungkan maskernya di dagu. Sementara saat mengecek di dalam ruang belajar siswa, juga ada guru yang melepas masker di hadapan para siswa. “Ayo, pakai masker dan jangan berkerumun. Guru harus memberikan contoh yang baik. Ini saya ingatkan,” tegasnya.
Atas temuan tersebut, gubernur mengatakan, ada bebrapa catatan yang harus dievaluasi di satuan pendidikan tersebut. Bahkan orang nomor satu di Provinsi Jawa Tengah ini juga mengancam bisa mencabut izin sekolah tersebut jika tidak disiplin dan patuh dalam menjalankan protokol kesehatan di lingkungan sekolah.
Baca juga : Air Mani Laki-Laki, Termasuk Najis atau Bukan?