REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Rekaman audio muncul di beberapa platform media sosial soal perbincangan 'panas' antara Pangeran Hamzah bin Hussein dan panglima militer negara. Rekaman itu beredar di tengah salah satu krisis terburuk yang pernah dialami istana Yordania dalam beberapa dekade.
Menurut rekaman itu, kepala staf Jenderal Youssef Huneiti terdengar meminta Putra Mahkota untuk menghindari mengunggah apa pun di media sosial. Dia juga meminta Hussein menghindari berbicara di depan umum pada acara-acara sosial, sebab itu membuat berbagai persepsi orang-orang.
Al Arabiya English tidak dapat secara independen memverifikasi keaslian rekaman audio tersebut. Namun, suara pangeran dapat dikenali dan percakapan yang direkam sejalan dengan pesan video yang dirilis Hamzah melalui BBC pada Sabtu. Rekaman itu terdengar bahwa Hamzah mengatakan, dia berada dalam tahanan rumah dan telah diberi tahu untuk tinggal di rumah dan tidak menghubungi siapa pun.
"Saya meminta Yang Mulia mulai hari ini untuk berhenti menghadiri acara-acara ini, berhenti bertemu dengan orang-orang ini, dan tetap melakukan kunjungan keluarga, dan tidak ada cicitan," ujar Huneiti dalam rekaman itu seperti dilansir laman Al Arabiya, Rabu (7/4).
Pangeran Hamzah kemudian terdengar meminta orang-orang itu membawa mobil panglima militer keluar. "Anda datang kepada saya, memberi tahu saya apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan di negara saya. Anda datang untuk mengancam saya. Apa ini? Anda mengatakan kepada saya untuk tidak pergi keluar menemui orang. Apakah dinas keamanan mengancam saya?" kata pangeran Hamzah.
Huneiti menjawab: "Kami tidak mengancam."
Hamzah menjawab: "Salah urus negara adalah salah saya? Kegagalan yang terjadi adalah salah saya? Anda datang ke rumah saya untuk memberi tahu bahwa kepala dinas keamanan mengancam saya? Jangan tinggalkan rumahmu, jangan melihat siapa pun kecuali keluargamu dan jangan mencicit di Twitter? "
"Pak, masuk ke mobil Anda dan pergi," katanya.
"Permisi. Saya menghormati Anda dan organisasi Anda. Tapi, Anda tidak berbicara kepada saya dengan cara ini. Masuklah ke dalam mobil Anda dan keluar dari rumah ini," ujarnya.
"Saya adalah orang Yordania yang merdeka, putra ayah saya (Raja Hussein). Saya memiliki hak untuk bergaul dengan orang-orang saya, orang-orang di negara saya, dan untuk melayani negara saya, seperti yang saya janjikan dan bersumpah kepadanya ketika dia berada di ranjang kematiannya," kata Pangeran.
Putra Mahkota kemudian bertanya kepada panglima militer posisinya 20 tahun lalu. "Di mana Anda 20 tahun yang lalu? Saya adalah Putra Mahkota atas perintah ayah saya, semoga dia beristirahat dengan tenang. Saya bersumpah kepadanya untuk terus melayani negara saya dan rakyat saya selama saya hidup," ujar dia.
Panglima Angkatan Darat menjawab: "Tuan, kami tidak mengancam Anda. Kami beri tahu Anda, Anda telah melewati garis merah."
"Lain kali, jangan datang dan ancam saya di rumah saya. Rumah Hussein. Semoga Tuhan membantu Anda," kata Putra Mahkota mengakhiri percakapan.
Hamzah mengatakan pada awal pekan bahwa dia diberi peringatan dari Kepala Staf Angkatan Bersenjata Yordania, Kapolri, dan Kepala Badan Keamanan bahwa dia tidak boleh meninggalkan rumahnya. Dia hanya boleh mengunjungi keluarga, dan dia tidak bisa mencicit, hingga tidak bisa berkomunikasi dengan orang lain.
Dia juga menekankan bahwa dia bukan bagian dari konspirasi asing. Dia justru mengecam sistem pemerintahan yang korup. Mantan Putra Mahkota telah diberi tahu untuk menghentikan tindakan yang digunakan untuk menargetkan "keamanan dan stabilitas" negara.