REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada hari kedua atau ketiga usai keluar dari gua, Nabi Muhammad SAW bersama Abu Bakar singgah di sebuah tenda milik Ummu Ma'bad. Menurut riwayat, Ummu Ma'bad seorang yang pekerja keras dan dermawan. Bersama suaminya, Abu Ma'bad, Ummu Ma'bad kerap menjamu para musafir yang kebetulan lewat tenda mereka.
Tenda tempat tinggal Ummu Ma'bad terletak di Qudaid, antara Makkah dan Madinah. Di tempat itulah mereka bertemu Rasulullah SAW. Ketika bertemu Ummu Má'bad, Rasulullah SAW bertanya kepadanya.
"Apakah engkau memiliki sesuatu," tanya Rasulullah.
Dijawablah oleh Ummu Ma'bad,"Demi Allah, Andaikata kami memiliki sesuatu, niscaya kami tidak akan kikir menjamu kalian, apalagi yang memintanya seorang yang asing,"kata Ummu Ma'bad.
Namun, saat itu musim paceklik. Tak ada buah, kambing-kambing pun tak beranak.
Rasulullah berjalan ke samping tenda. Ia melihat seekor kambing yang ukurannya lebih kecil dari yang lain. Ummu Ma'bad mengatakan, kambing itu tertinggal dalam pertumbuhannya karena lemah.
"Apakah kambing itu masih bisa menghasilkan susu?" tanya Rasulullah SAW. Ummu Ma'bad menjawab, "Bahkan, kambing itu lebih lemah daripada itu." Rasulullah SAW meminta izin untuk memerahnya. Ummu Ma'bad mempersilakan.