Rabu 07 Apr 2021 20:23 WIB

Susy Susanti: Perubahan Skor Bulu Tangkis tak Ada Urgensi

Dari segi permainan, dengan sistem 11x5 akan terlalu cepat.

Rep: Fitriyanto/ Red: Endro Yuwanto
Susy Susanti.
Foto: ANTARA FOTO/Rosa Panggabean
Susy Susanti.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan ratu bulu tangkis dunia kebanggaan Indonesia, Susy Susanti, menilai perubahan skor dari 21x3 menjadi 11x5 dengan sistem reli poin pada permainan tepok bulu saat ini tidak ada urgensinya. Hal ini diungkapkan mantan Kabid Binpres PB PBSI saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (6/4).

"Permainan bulu tangkis saat ini sudah menarik. Sudah digemari di banyak negara. Dengan poin 21 seperti saat ini kekuatan bulu tangkis dunia juga sudah merata. Sejak 1992 pun selalu dipertandingkan di olimpiade." ujar Susy.

Sebetulnya, lanjut Susy, dua tahun lalu usulan itu pernah ditolak. Waktu itu bahkan Indonesia meminta beberapa negara untuk menolak perubahan skor tersebut. "Urgensi nya apa, perubahan skor harus lihat secara global pernah skor 7 pindah bola cepat banget, seni badminton tidak akan kelihatan," jelas peraih emas Olimpiade 1992 ini.

Susy menambahkan, dengan poin 21, badminton sudah merata, olimpiade terus dipertandingkan, menarik banyak peminatnya, jumlah penonton, sponsor, dipertahankan olimpiade. "Kalau berubah kita tidak tahu apakah akan tetap menarik."

Dari segi permainan, lanjut Susy, dengan sistem 11x5 akan terlalu cepat. "Apalagi kalau pemain banyak melakukan eror, entah itu servis di-foul, servis nyangkut di net atau keluar. Bisa jadi seni permainan bulu tangkis akan hilang. Karena akan cepat-cepatan mematikan lawan."

Satu lagi yang akan hilang, kata Susy, adalah tidak akan terlihat daya juang atlet. "Yang sudah tertinggal jauh, kemudian mampu mengejar. Ini yang bisa memberikan ketegangan untuk penonton juga. Dengan skor baru, penonton yang sudah bayar tiket mahal hanya akan sebentar menyaksikan permainan ini."  

Kekhawatiran lainnya, jelas Susy, jika skor berubah, sehingga permainan jadi tidak menarik karena terlalu cepat, bulu tangkis menjadi berkurang peminatnya, ditinggal sponsor, dan bisa jadi dicoret dari olimpiade. Padahal cabang ini yang membuat Indonesia berprestasi di olimpiade.

"Perubahan skor pasti butuh adaptasi. Dan itu perlu waktu, dahulu saat ada perubahan dari sistem (11 dan 15 dengan pindah bola) kami butuh beberapa puluh tahun adaptasi. Perubahan skor juga akan mengubah gaya permaianan. Cara latihan, cara pembinaan juga perlu adaptasi,"  pungkas Susy.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement