REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Presiden Brasil Jair Bolsonaro kembali menolak untuk melakukan lockdown atau karantina wilayah nasional. Hal itu diungkapkan Bolsonaro sehari setelah Brasil mencatat jumlah kematian akibat virus corona tertinggi dalam 24 jam.
Kementerian Kesehatan Brasil mencatat 3.829 kematian pada Rabu (6/4), sedikit lebih rendah dari 4.195 kematian dari hari sebelumnya. Itu adalah rekor nasional yang membuat Brasil semakin suram.
"Tidak akan ada penutupan nasional. Kami tidak akan menerima politik tinggal di rumah dan menutup semuanya,” kata Bolsonaro dalam pidatonya di kota Chapeco, dilansir Aljazirah.
Bolsonaro menolak tekanan yang meningkat pada pemerintahnya untuk mempertanggungjawabkan penanganannya terhadap situasi pandemi yang memburuk. Bolsonaro telah skeptis terhadap pandemi Covid-19 dan meremehkan ancaman virus. Dia menentang usulan para ahli kesehatan masyarakat menyuarakan perlunya menerapkan pembatasan yang ketat untuk mengatasi krisis virus corona.
Direktur Pan American Health Organisation (PAHO) Carissa Etienne mengatakan, Brasil termasuk di antara negara-negara yang memiliki kasus harian Covid-19 tertinggi di dunia. Kementerian Kesehatan Brasil melaporkan 92.625 infeksi baru pada Rabu.
"Selama seminggu terakhir, Amerika Serikat, Brasil, dan Argentina termasuk di antara 10 negara di dunia yang mencatat jumlah infeksi baru tertinggi di seluruh dunia," kata Etienne.