REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kritikus Kremlin Alexei Navalny mengalami sakit saraf terjepit di bagian tulang belakangnya. Pengacara Navalny, Vadim Kobzev mengatakan, penyakit saraf ini membuat Navalny sulit untuk berjalan.
"Alexei berjalan sendiri. Dia merasakan sakit saat berjalan. Sangat memprihatinkan bahwa penyakit ini membuat kaki, telapak tangan, dan pergelangan tangannya merasa nyeri", ujar Kobzev.
Kobzev mengatakan bahwa, kesehatan Navalny memburuk dan berat badannya turun kilogram karena mogok makan. Navalny pekan lalu melakukan aksi mogok makan sebagai protes penolakan otoritas penjara untuk memberikan akses pengobatan dan kesehatan. Dalam sebuah unggahan di Instagram, Navalny mengatakan bahwa otoritas penjara berusaha meredam aksi mogok makan dengan memanggang ayam di dekatnya.
Navalny telah dipindahkan ke bangsal sakit di penjara. Dia mengalami demam tinggi dan batuk parah. Kobzev mengatakan suhu tubuh Navalny mencapai 39 Celcius pada Senin (5/4). Kemudian telah turun menjadi 37 Celcius pada Rabu (7/4)
Gedung Putih mendesak pihak berwenang Rusia untuk memastikan keselamatan dan kesehatan Navalny. Sementara, Amnesty International mengatakan, Navalny telah dipenjara dalam kondisi yang tersiksa dan Rusia kemungkinan akan membunuhnya secara perlahan.
Polisi Rusia menahan sembilan orang yang melakukan aksi protes di luar penjara yang menahan kritikus Kremlin Alexei Navalny pada Selasa (6/4). Sekelompok kecil pendukung Navalny berdemo di depan penjara ketika pihak berwenang menolak seorang dokter yang mencoba menemuinya.
Seorang sekutu Navalny Anastasiya Vasilyeva yang memimpin serikat pekerja dokter mengatakan, dia datang ke penjara bukan untuk ikut ambil bagian dalam aksi protes. Sebaliknya, dia berkata bahwa dia telah membuat janji dengan pejabat senior penjara dan ingin menemui Navalny untuk memeriksa kesehatannya. Namun dia tidak diizinkan masuk oleh petugas kepolisian. Polisi kemudian menahan Vasilyeva bersama dengan enam orang lainnya, termasuk beberapa pendukung dan dua wartawan CNN.
“Semua tindakan damai kami tidak berhasil. Sepertinya mereka ingin membunuh Alexei," kata Vasilyeva.