Kamis 08 Apr 2021 14:15 WIB

Cegah Nongkrong, Guru dan Ortu Awasi Murid Usai PTM

Ortu diminta lapor via WA jika anaknya sudah pulang sekolah.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Indira Rezkisari
 Siswa yang memakai pelindung wajah menghadiri kelas saat mereka mengikuti uji coba pembukaan kembali sekolah di Jakarta, Indonesia, 07 April 2021.
Foto: EPA-EFE/MAST IRHAM
Siswa yang memakai pelindung wajah menghadiri kelas saat mereka mengikuti uji coba pembukaan kembali sekolah di Jakarta, Indonesia, 07 April 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Humas Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta, Taga Radja, mengatakan, sejumlah pengawasan akan dilakukan untuk meminimalisasi para siswa nongkrong usai mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah. Pengawasan itu melibatkan semua pihak, seperti para guru hingga orang tua.

"Caranya satu di sekolah ada manajemen kesiswaan. Mereka tidak dilepas gitu aja, mereka dipantau sampai radius 500 meter," kata Taga saat dihubungi, Kamis (8/4).

Baca Juga

Kemudian, sambung Taga, masing-masing wali kelas akan memberikan informasi kepada para orang tua/wali murid perihal durasi pembelajaran di sekolah melalui grup aplikasi pesan singkat WhatsApp. Tujuannya, untuk membantu para orangtua melakukan pengawasan.

"Grup WA (WhatsApp) wali kelas itu dipantau. Anak yang masuk pada saat PTM kemarin apakah sudah pulang. Sebelum pukul 12.00 WIB sudah pulang, sehingga bisa dipantau tepat waktu," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria pun telah mengimbau kepada para siswa agar tidak berkumpul atau nongkrong setelah mengikuti sekolah tatap muka. Dia meminta agar para siswa dapat memahami hal itu sebagai bentuk mencegah penyebaran covid-19.

"Siswa sendiri harus diberi pemahaman jangan nongkrong jangan main-main (usai sekolah)," kata Ariza di Balai Kota Jakarta, Rabu (7/4) malam.

Selain itu, Ariza juga mendorong para orang tua untuk turut serta dalam mengawasi anak-anak saat mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah. Sementara itu, kepada para tenaga pendidik juga ia mengimbau dapat terlibat dalam mengontrol para siswa. Sehingga mereka tidak nongkrong, seperti halnya adanya tugas khusus.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَقَالَ الَّذِى اشْتَرٰىهُ مِنْ مِّصْرَ لِامْرَاَتِهٖٓ اَكْرِمِيْ مَثْوٰىهُ عَسٰىٓ اَنْ يَّنْفَعَنَآ اَوْ نَتَّخِذَهٗ وَلَدًا ۗوَكَذٰلِكَ مَكَّنَّا لِيُوْسُفَ فِى الْاَرْضِۖ وَلِنُعَلِّمَهٗ مِنْ تَأْوِيْلِ الْاَحَادِيْثِۗ وَاللّٰهُ غَالِبٌ عَلٰٓى اَمْرِهٖ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ
Dan orang dari Mesir yang membelinya berkata kepada istrinya,” Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, mudah-mudahan dia bermanfaat bagi kita atau kita pungut dia sebagai anak.” Dan demikianlah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di negeri (Mesir), dan agar Kami ajarkan kepadanya takwil mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti.

(QS. Yusuf ayat 21)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement