Kamis 08 Apr 2021 16:44 WIB

Petani Cabai Sleman Mulai Gunakan Irigasi Tetes, Apa Itu?

Irigasi tetes merupakan pemberian air tanaman secara kontinu dengan selang berlubang

Rep: Wahyu Suryana/ Red: A.Syalaby Ichsan
Ditjen Hortikultura telah mengembangkan model irigasi hemat air melalui teknologi sprinkle dan irigasi tetes (drip irrigation)
Ditjen Hortikultura telah mengembangkan model irigasi hemat air melalui teknologi sprinkle dan irigasi tetes (drip irrigation)

REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Perkumpulan Petani Hortikultura Puncak Merapi Sleman resmi terapkan irigasi tetes untuk komoditas cabai. Inovasi ini berada di Dusun Ngepas, Kalurahan Donoharjo, Kapanewon Ngaglik, Kabupaten Sleman, DIY.

Irigasi tetes merupakan metode pemberian air tanaman secara kontinu memakai selang berlubang berukuran kecil di sela-sela tanaman cabai. Sehingga, penggunaan air akan diterapkan sesuai kebutuhan tanaman masing-masing.

Ketua Perkumpulan Petani Hortikultura Puncak Merapi Sleman, Inoki Azmi Purnomo mengatakan, penerapan metode ini mampu meningkatkan produksi cabai. Selain itu, dapat mengoptimalkan biaya produksi karena penggunaan air minim.

"Produksi kita meningkat dari awalnya 7,6 ton per hektar menjadi 8,8 ton per hektar," kata Inoki, Kamis (8/4).

Peresmian inovasi yang diinisiasi Bank Indonesia ini ditandai penanaman cabai oleh Bupati dan Wakil Bupati Sleman. Deputi Kepala Perwakilan BI DIY, Miyono menuturkan, inovasi tersebut merupakan wujud dukungan atas ketahanan pangan.

Tahun ini, penerapan irigasi tetes cabai di Sleman sendiri akan dilakukan untuk 20 hektar lahan. Selain menjaga stok cabai, ia berharap inovasi ini mewujudkan stabilitas moneter lewat pengendalian inflasi dari sisi pasokan.

"BI selalu berusaha untuk menjaga kestabilan ekonomi Indonesia, salah satunya dengan peningkatan kapasitas pelaku ekonomi dan mengurangi tekanan inflasi kepada produk komoditas bahan pokok, dalam hal ini cabai," ujar Miyono.

Bupati Sleman, Kustini Purnomo berharap, keberadaan demplot itu memberikan contoh bagi petani untuk menerapkan teknologi tepat guna. Lalu, kehadiran teknologi ini mampu mendorong generasi milenial terjun ke dunia pertanian.

Kustini menilai, keberadaan demplot turut mendiseminasikan teknologi budidaya ramah lingkungan kepada petani cabai agar mendapatkan pemahaman. Sehingga, timbul kesadaran, menerima dan akhirnya memanfaatkan teknologi irigasi tetes.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement