Petugas mensosialisasikan cara pengambilan sampel kepada peserta simulasi pelayanan GeNose C19 di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Kamis (8/4). Simulasi tersebut dilakukan sebagai tahap persiapan pelayanan GeNose C-19 di Bandara Ngurah Rai yang rencananya akan resmi beroperasi mulai Jumat (9/4) besok. (FOTO : Antara/Fikri Yusuf)

Sejumlah petugas mengantre saat simulasi pelayanan GeNose C19 di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Kamis (8/4). Simulasi tersebut dilakukan sebagai tahap persiapan pelayanan GeNose C-19 di Bandara Ngurah Rai yang rencananya akan resmi beroperasi mulai Jumat (9/4) besok. (FOTO : Antara/Fikri Yusuf)

Seorang pekerja mengolah sampel nafas untuk diuji COVID-19 menggunakan pendeteksi nafas GeNose C19 di Bandara Ngurah Rai Bali, Indonesia, Kamis ()8/4). GeNose dikembangkan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) dan memiliki akurasi 93 hingga 95 persen tingkat, menurut pengembang. (FOTO : EPA-EFE/MADE NAGI)

Orang-orang diambil sampel nafasnya untuk diuji COVID-19 menggunakan pendeteksi nafas GeNose C19 di Bandara Ngurah Rai Bali, Indonesia, Kamis (8/4). GeNose dikembangkan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) dan memiliki akurasi 93 hingga 95 persen tingkat, menurut pengembang. (FOTO : EPA-EFE/MADE NAGI)

Seorang wanita diambil sampel nafasnya untuk diuji COVID-19 menggunakan alat pendeteksi nafas GeNose C19 di Bandara Ngurah Rai, Bali, Indonesia, Kamis (8/4). GeNose dikembangkan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) dan memiliki 93 hingga 95 persen tingkat akurasi, menurut pengembang. (FOTO : EPA-EFE/MADE NAGI)

Orang-orang mendaftar tes COVID-19 menggunakan pendeteksi nafas GeNose C19 di Bandara Ngurah Rai Bali, Indonesia, Kamis (8/4). GeNose dikembangkan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) dan memiliki tingkat akurasi 93 hingga 95 persen, menurut pengembang . (FOTO : EPA-EFE/MADE NAGI)