REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI— Pemerintah Yaman mendesak masyarakat internasional untuk menekan kelompok pemberontak Houthi berhenti menanam ranjau darat. Kantor berita Yaman, SABA melaporkan sejauh ini ranjau Houthi telah menewaskan 8.000 rakyat Yaman.
Kamis (6/4) Arab News melaporkan Direktur Program Aksi Ranjau Nasional, Ameen Al-Aqeeli, mengatakan ranjau telah menghilangkan 61 orang stafnya dan yang mengalami luka berat'. "Sebagian besar wilayah yang baru-baru ini berhasil direbut kembali dari Houthi di Taiz terkontaminasi ranjau darat," kata Al-Aqeeli.
Ia mengatakan hal ini membuatnya yakin sebagian besar wilayah yang dikuasai Houthi terkontaminasi ranjau darat. Bulan lalu Houthi mengatakan mereka yakin lebih kuat dari enam tahun yang lalu ketika menggulingkan pemerintah yang diakui internasional di Sanaa.
Stasiun televisi Houthi, Al Masirah TV melaporkan tokoh gerakan Houthi di Yaman Mahdi al-Mashat mengatakan kekuatan kelompoknya sudah lebih kuat dibandingkan enam tahun yang lalu. "Hari ini kekuatan pasukan National Resistance negara ini jauh lebih kuat dari enam tahun yang lalu," kata Mashat.
Ia menambahkan gerakan yang didukung Iran itu tidak lagi bisa dibandingkan saat koalisi yang dipimpin Arab Saudi mengintervensi negara itu pada tahun 2015 lalu. Menurutnya kini pasukan Houthi jauh lebih kuat.
Pernyataan tersebut disampaikan satu hari setelah koalisi yang dipimpin Arab Saudi dalam perang Yaman mengatakan mereka berhasil menghalau dan menghancurkan beberapa drone peledak kelompok Houthi yang diarahkan ke Arab Saudi. Stasiun televisi Arab Saudi melaporkan koalisi mengatakan serangan itu menargetkan universitas di Kota Najran dan Jazan.
Dua kota Arab Saudi yang terletak di perbatasan dengan Yaman. Jumat (26/3) koalisi Arab Saudi mengatakan mereka berhasil menghancurkan satu drone yang mengincar Najran dan enam pesawat tanpa awak peledak lainnya yang Houthi kirimkan ke Arab Saudi.