REPUBLIKA.CO.ID,LONDON – Sebuah tim arkeolog telah menemukan bukti tertua bahwa anjing hidup berdampingan dengan manusia di, Arab Saudi. Para peneliti telah menemukan tulang milik seekor anjing di kuburan di AlUla, barat laut Arab Saudi, yang merupakan salah satu kuburan tertua yang diidentifikasi di Kerajaan.
“Bukti menunjukkan bahwa penggunaan tertua dari kuburan tersebut adalah sekitar 4300 SM dan tanah tersebut terus digunakan selama lebih dari 600 tahun selama periode Neolitik-Chalcolithic,” bunyi surat pernyataan tim arkeologi, seperti dilansir di Arab News, Jumat (9/4).
Bukti tersebut menambahkan bahwa itu adalah bukti tertua mengenai anjing dapat hidup berdampingan dengan penghuni kuno di wilayah itu di Jazirah Arab. Penemuan ini ditemukan melalui survei dan penggalian arkeologi yang komprehensif bersama dengan proyek penelitian dan eksplorasi yang ada di provinsi tersebut oleh Royal Commission for AlUla.
Tim gabungan proyek, yang mencakup peneliti Saudi, Australia, dan Eropa, memfokuskan upaya mereka pada dua situs pemakaman di atas tanah yang berasal dari milenium ke-5 dan ke-4 sebelum masehi (SM) yang berjarak 130 kilometer. Salah satu situs terletak di dataran tinggi vulkanik basal AlUla, sedangkan yang lainnya di tanah tandus kota bersejarah.
"Kedua situs itu berada di atas tanah pada periode sebelumnya, yang unik dalam sejarah Jazirah Arab," bunyi pernyataan itu.
Tim menemukan situs tersebut menggunakan citra satelit dan kemudian foto udara dari helikopter. Adapun riset lapangan dimulai pada akhir 2018. Asisten Direktur Survei Arkeologi Udara di AlUla, Melissa Kennedy, mengatakan bahwa penemuan tersebut akan membawa perubahan paradigma dalam cara manusia memandang periode, seperti periode Neolitik di Timur Tengah.
Kennedy mengatakan informasi seperti jangka waktu yang digunakan untuk penguburan keluarga selama ratusan tahun, adalah masalah terbaru dalam hal penemuan ilmiah tentang periode Neolitik di Jazirah Arab.
Direktur Survei Arkeologi Udara di AlUla, Hugh Thomas, mengatakan bahwa arkeologi AlUla adalah titik awal yang akan berkontribusi untuk mengungkapkan sejauh mana pentingnya bagi tahap perkembangan manusia di Timur Tengah. Dia juga menyebut bahwa tim juga menemukan 26 buah tulang anjing di lokasi pertama di dataran tinggi vulkanik, bersama dengan tulang dari 11 orang; termasuk enam orang dewasa, seorang remaja, dan empat anak.
Tim tersebut, menurut dia, juga menyatakan keberadaan makhluk hidup ini sangat penting bagi kehidupan pemiliknya sehingga mereka dikuburkan bersama saat mereka mati. Setelah mengumpulkan tulang, tim menemukan gejala radang sendi pada tulang anjing, yang menandakan bahwa anjing tersebut hidup di antara manusia hingga usia pertengahan atau tua.
Dengan menganalisis satu tulang secara khusus, tim arkeolog hewan tersebut dapat membuktikan bahwa tulang tersebut adalah milik anjing, dari kaki kiri depan hewan tersebut. Lebar tulangnya 21,0 milimeter, yang termasuk dalam kisaran ukuran anjing Timur Tengah kuno lainnya. Sebagai perbandingan, serigala memiliki lebar tulang yang sama pada saat itu dan berkisar antara 24,7 hingga 26 mm.
Seni cadas yang ditemukan di daerah tersebut menunjukkan bahwa orang Neolitikum menggunakan anjing untuk berburu ibex, keledai liar, dan hewan lainnya. Tim lapangan juga menemukan artefak penting lainnya, termasuk liontin mutiara berbentuk daun, dari makam Neolitik-Chalcolithic di situs dataran tinggi vulkanik dan manik-manik di situs tanah tandus yang gersang.
Para peneliti mengharapkan lebih banyak hasil di masa depan di wilayah dalam proyek survei udara arkeologi di AlUla, karena mereka menganggapnya sebagai area yang sebagian besar belum dijelajahi yang terletak di bagian dunia yang berisi cadangan arkeologi yang cukup dengan nilai ilmiah yang luar biasa.
Penemuan dan Journal of Field Archaeology
Discovery Channel juga akan menyiarkan program baru tentang arsitektur kuno di Jazirah Arab, yang akan dimulai pada 31 Maret, dan akan mengeksplorasi bukti arkeologi yang kemudian ditemukan di wilayah tersebut.
“Penemuan ini juga memperkuat visi AlUla, menjadi museum terbuka, sejalan dengan tujuan Visi Kerajaan 2030 dalam menghidupkan kembali situs warisan dan monumen, yang memperkuat posisi penting Kerajaan di peta peradaban manusia,” bunyi pernyataan itu.
Sumber:
https://www.arabnews.com/node/1831436/saudi-arabia