REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran dan China mengikat kerja sama panjang dalam bidang ekonomi terkait dengan Belt and Road Initiatives (BRI). Kerja sama ini memberikan dampak besar bagi kedua negara yang sama-sama menghadapi sanksi Amerika Serikat (AS).
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh memuji China sebagai kekuatan besar dunia dengan ekonomi kelas satu, yang telah menjadlin kerja sama ekonomi dengan berbagai negara.
China telah menandatangani kontrak ekonomi yang sangat besar dan nota kesepahaman kerja sama (MOU) dengan berbagai negara, mulai dari negara-negara Amerika dan Eropa, hingga negara-negara Teluk Persia Arab, negara-negara Asia Tengah, Timur Tengah, dan negara-negara Timur Jauh.
Khatibzadeh mengatakan, memiliki hubungan strategis dengan China sangat penting bagi Iran. Bagi China pun sama, di mana perluasan hubungan dengan Iran pada tingkat kerja sama strategis adalah prioritas.
“Iran, sebagai pemain dalam politik internasional, tidak menyerah pada tekanan dan sanksi AS, yang diberlakukan secara tidak adil,” kata dia.
Khatibzadeh mengatakan Dokumen Kerja Sama Komprehensif Iran-China akan memberikan dampak yang besar negara itu. Pengaruh terbesar terjadi pada sektor ekonomi Iran yang sampai saat ini masih berjuang melawan berbagai sanksi dan embargo Barat.
Khatibzadeh telah mengatakan dalam pesan Twitter sebelumnya bahwa kemitraan komprehensif strategis Iran dan China telah memasuki tahap baru.
Dia merujuk pada teks dokumen yang ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif dan mitranya dari China Wang Yi di Teheran pada Sabtu. Pada 2015, Republik Islam Iran dan China mengeluarkan pernyataan strategis komprehensif bersama.
Setelah konsultasi dan negosiasi pada 27 Maret 2021, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif dan Wang Yi menandatangani dokumen kerja sama komprehensif Iran-China dalam sebuah pertemuan di Teheran.
Dokumen tersebut membahas tentang kapasitas dan prospek kerja sama bilateral antara Republik Islam Iran dan China di berbagai bidang, termasuk ekonomi dan budaya.
Iran dan China percaya dokumen ini akan lebih mendorong perkembangan yang sedang berlangsung dan kemitraan strategis yang komprehensif antara kedua negara dan akan menciptakan kemakmuran bagi mereka.
Dokumen kerja sama tersebut pertama kali dibahas pada tahun 2015, ketika Presiden China Xi Jinping mengunjungi Iran, untuk memimpin hubungan bilateral ke tingkat yang komprehensif dan strategis.