Jumat 09 Apr 2021 13:50 WIB

Kementan Fasilitas Ekspor Tanaman Hias Rp 2,1 Triliun

Pemerintah akan mendorong florikultura menjamah pasar ekspor

Pekerja merawat taman anggrek yang dibudidayakan di Laboratorium Pembibitan dan Budidaya Anggrek Handoyo Budi Orchid di Malang, Jawa Timur, Rabu (18/11/2020). Kementerian Pertanian berupaya memacu peningkatan pembudidayaan anggrek varietas baru karena tanaman hias tersebut memiliki nilai ekspor tinggi yakni mencapai USD176 juta pada tahun 2019 dengan negara tujuan ke Jepang, Belanda, dan Korea Selatan.
Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Pekerja merawat taman anggrek yang dibudidayakan di Laboratorium Pembibitan dan Budidaya Anggrek Handoyo Budi Orchid di Malang, Jawa Timur, Rabu (18/11/2020). Kementerian Pertanian berupaya memacu peningkatan pembudidayaan anggrek varietas baru karena tanaman hias tersebut memiliki nilai ekspor tinggi yakni mencapai USD176 juta pada tahun 2019 dengan negara tujuan ke Jepang, Belanda, dan Korea Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kementerian Pertanian (Kementan) memfasilitasi ekspor tanaman hias ke enam negara dengan total nilai mencapai Rp 2,1 triliun. Peluang ekspor tanaman hias dari Indonesia kian terbuka seiring luasnya keanekaragaman hayati yang dimiliki. 

Ekspor tanaman hias dilakukan oleh CV Minaqu Indonesia kepada tujuh importir dari enam negara. Lebih detail yakni ekspor 3 juta tanaman ke Jerman, 362 ribu tanaman ke Inggris, 500 ribu tanaman ke Cyprus, 1 juta tanaman ke Korea Selatan, 4 juta tanaman ke Amerika Serikat, serta 1,2 juta tanaman ke Kanada. 

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan, pemerintah akan terus berupaya untuk mendorong para pelaku usaha sektor pertanian, khususnya florikultura dalam menjamah pasar ekspor. Menurutnya, nilai ekspor oleh Minaqu Indonesia kali ini merupakan nilai yang sangat besar.  "Ekspor tanaman hias Rp 2,1 triliun ini tidak main-main karena memang kita punya potensi yang luar biasa," kata Syahrul dalam sambutannya secara virtual, Jumat (9/4). 

Syahrul mengatakan, permintaan tanaman hias yang tinggi ke Indonesia mencerminkan adanya kebutuhan dunia yang besar untuk produk florikultura. Pemerintah menghargai upaya para petani-petani tanaman hias yang selama ini terus membudidayakan aneka tanaman sehingga bisa dikenal pasar global. 

Menurutnya, hal itu menjadi salah satu alternatif bidang usaha di tengah tantangan pandemi Covid-19. Syahrul pun mendorong penggunaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) oleh para petani dalam memenuhi kebutuhan usahanya di bidang tanaman hias. 

Sementara itu, Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto, mengatakan, kontrak ekspor tersebut berlangsung untuk jangka waktu dua tahun ke depan. Minaqu Indonesia juga sekaligus akan para petani plasma di seluruh Indonesia dengan fasilitasi KUR dari BNI hingga Rp 50 juta per debitur.  "Ekspor Minaqu Indonesia sudah pernah ekspor, tapi ini skala besar. Kami akan dukung untuk mengembangkan plasma-plasma petani. Ada 1.000 plasma yang akan difasilitasi," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement