Pembangunan Masjid Taman Sriwedari Solo Capai 85 Persen
Rep: Binti Sholikah/ Red: Yusuf Assidiq
Pembangunan Masjid Taman Sriwedari, Jumat (9/4). | Foto: dok Humas Pemkot Solo
REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pembangunan Masjid Taman Sriwedari di Solo, Jawa Tengah, sempat terhenti selama setahun lantaran pandemi Covid-19. Kini, progres pembangunan masjid tersebut sudah mencapai 85 persen. Pengerjaannya hanya tinggal menyelesaikan proses finishing dan ditargetkan rampung tahun ini.
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka menyatakan, pembangunan masjid tersebut agak tersendat lantaran pandemi Covid-19. Sebab, anggaran pembangunan masjid tidak berasal dari APBD Kota Solo, melainkan dari bantuan CSR instansi maupun perorangan.
"Iya tinggal finishing saja. Harapannya bisa segera kita selesaikan, soalnya pembangunannya sudah 85 persen," terang Gibran, kepada wartawan seusai meninjau pembangunan Masjid Taman Sriwedari, Jumat (9/4).
Ia juga sempat menyebut, masjid tersebut bakal diberi nama Masjid Paku Buwono X. Untuk mempercepat pembangunan masjid, Gibran menilai panitia pembangunan masjid harus bergerak aktif untuk mencari dana CSR.
Selain itu, dia juga menyatakan bakal membantu mencarikan dana CSR untuk menutup kekurangan anggaran. "Ada perorangan yang sudah mengajukan diri membantu. Tapi nanti kan kekurangannya masih banyak, jadi harus kita carikan lagi. Nanti kita muter cari CSR," imbuh putra sulung Presiden Joko Widodo tersebut.
Ketua Panitia Pembangunan Masjid Taman Sriwedari, Achmad Purnomo mengatakan, proses pembangunan Masjid Taman Sriwedari tinggal menyelesaikan finishing. Menurutnya, semua material yang dibutuhkan untuk proses finishing sudah dibeli oleh PT Wijaya Karya (Wika) selaku pelaksana proyek pembangunan.
Proses finishing termasuk pemasangan lantai marmer, ukiran-ukiran, dan sebagainya. "Dengan kehadiran Pak Wali Kota memberikan support kepada panitia dan yakin bahwa pembangunan Masjid Taman Sriwedari akan bisa segera selesai, insya Allah tahun ini. Katanya PT Wika kalau semuanya lancar sebulan lagi selesai," ungkap Purnomo.
Ia mengakui pembangunan sempat terhenti selama setahun lantaran pandemi Covid-19. Pelaksana proyek pembangunan terpaksa memangkas jumlah pekerja demi menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Selain itu, pandemi juga berdampak pada pemasukan dana CSR yang tersendat.
"Menurut saya tidak ada faktor lain, kendalanya hanya masalah dana. Dulu pada start awal CSR-nya sudah menyatakan kesanggupan untuk membantu. Tapi ya karena Covid mungkin bantuannya jadi terhambat," imbuh mantan wakil wali kota Solo tersebut.
Purnomo berharap, Wali Kota Solo dapat memberikan dukungan, terutama bantuan dari CSR sehingga pembangunan masjid segera selesai. Masjid tersebut diharapkan sudah bisa dioperasionalkan pada 2022.
"Pokoknya targetnya sebelum Masjid Shaikh Zayed Gilingan selesai, ini sudah selesai lebih dahulu. Janjinya Pak Wali Kota memberikan dukungan kepada panitia," katanya.