REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perubahan gaya hidup dan bertambahnya usia dapat meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti diabetes, penyakit jantung dan pembuluh darah hingga kanker. Oleh karenanya pemeriksaan kesehatan wajib dilakukan.
Pemeriksaan kesehatan biasanya meliputi pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan organ-organ penting, seperti jantung, otak, paru, ginjal, pemeriksaan tulang, komposisi tubuh, mata, gigi, dan lainnya. Sebab tidak semua masalah kesehatan menunjukkan gejala pada tahap awal.
Dokter spesialis penyakit dalam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Imelda Maria Loho mengatakan pemeriksaan berkala penting dilakukan untuk mengetahui berbagai risiko penyakit baik yang bergejala maupun tidak.
"Kolesterol tinggi nggak ada gejala kayak sakit leher, sakit leher itu karena posisi duduk yang tidak benar. Darah tinggi juga sering tidak bergejala, tapi tiba-tiba tekanannya bisa sampai 200, terus tiba-tiba datang ke rumah sakit sudah dengan penyakit komplikasinya, yang bergejala justru yang komplikasi bukan penyakit utamanya," kata Imelda dalam webinar "Pemeriksaan Kesehatan Berkala, Apa yang Harus Diperhatikan", Kamis (8/4).
Imelda menyebutkan beberapa pemeriksaan yang wajib untuk dilakukan secara berkala, yakni indeks massa tubuh, tekanan darah, lingkar perut, penglihatan, pendengaran, fungsi jantung dan fungsi paru. Ada juga beberapa pemeriksaan tambahan, yakni cek kadar lemak (4-6 tahun sekali), cek gula (3 tahun sekali untuk 45 tahun ke atas), cek urine (ibu hamil trimester pertama/kedua), pemeriksaan payudara, foto dada (setiap tahun khususnya perokok berat), rekam jantung (setiap tahun), cek feses (1-2 tahun untuk usia 50-70 tahun) dan IVA & Pap Smear (3 tahun sekali untuk 25-69 tahun).