REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dosa dapat menyebabkan seorang hamba lupa diri dan. Dosa juga membuatnya rusak, dan hancur.
Lalu apa maksud dari lupa diri itu? Jika lupa diri, apa yang akan dia ingat? Lupa diri, adalah sifat lupa yang terbesar. Allah SWT berfirman:
وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ "Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, sehingga Allah menjadikan mereka lupa akan diri sendiri. Mereka itulah orang-orang fasik." (QS Al Hasyr: 19)
Karena itu, ketika seorang hamba melupakan Allah SWT, maka Dia juga melupakan hamba tersebut sampai hamba itu lupa diri.
الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ بَعْضُهُمْ مِنْ بَعْضٍ ۚ يَأْمُرُونَ بِالْمُنْكَرِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمَعْرُوفِ وَيَقْبِضُونَ أَيْدِيَهُمْ ۚ نَسُوا اللَّهَ فَنَسِيَهُمْ ۗ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
"Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, satu dengan yang lain adalah (sama), mereka menyuruh (berbuat) yang mungkar dan mencegah (perbuatan) yang makruf dan mereka menggenggamkan tangannya (kikir). Mereka telah melupakan kepada Allah, maka Allah melupakan mereka (pula). Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik." (QS At Taubah: 67)
Akibatnya, Allah SWT memberi hukuman kepada mereka yang melupakan Allah SWT. Salah satu hukuman yang diterima adalah dilupakan oleh Allah SWT. Hukuman kedua, yaitu menjadi lupa diri. Artinya, hamba tersebut menjadi lalai, meninggalkan kewajiban dirinya kepada Allah SWT, dan kehancuran bahkan lebih rendah dari dirinya.
Lebih parahnya lagi, hamba itu akan lupa terhadap dosa-dosa yang telah diperbuat. Akibatnya dia pun tidak berpikir untuk menghilangkan dosa tersebut dengan bertaubat. Dia juga tidak merasakan kekotoran hatinya sehingga tidak terbersit untuk membersihkannya.
Dalam kondisi itu, hanyalah para pecundang yang tetap meyakini telah meraih keberuntungan hanya karena sanggup membeli berbagai hal duniawi untuk diri mereka sendiri.
Sumber: islamweb