Sabtu 10 Apr 2021 04:56 WIB

7.669 Nakes Sulbar Telah Divaksin Covid-19 pada Tahap Kedua

Terdapat juga 19.279 tenaga pelayanan publik yang divaksin tahap pertama.

Tenaga kesehatan mengambil vaksin covid untuk vaksinasi. Ilustrasi
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Tenaga kesehatan mengambil vaksin covid untuk vaksinasi. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU -- Sebanyak 7.669 tenaga kesehatan di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) telah divaksin Covid-19 pada vaksinasi tahap kedua untuk pencegahan penyebaran Covid-19.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, drg. Asran Masdy, SKG, MAP di Mamuju, Jumat (10/4), mengatakan berdasarkan data yang dilaporkan Surveilans Dinas Kesehatan Provinsi Sulbar, jumlah tenaga kesehatan yang telah divaksinasi Covid-19 pada tahap dua telah mencapai 7.669 orang.

Ia mengatakan, untuk vaksinasi tahap pertama, juga telah dilakukan kepada 8.286 orang dari 9.256 orang tenaga kesehatan yang menjadi sasaran di 6 kabupaten di Sulbar. Menurut dia, jumlah sasaran tenaga kesehatan yang divaksin tersebut di antaranya sebanyak 2.451 orang di Kabupaten Mamuju, Kabupaten Majene 1.383 orang, Kabupaten Polewali Mandar 2.594 orang Mamasa 1.427 orang, Mamuju Tengah 899 orang dan Kabupaten Pasangkayu 772 orang.

Ia mengatakan selain tenaga kesehatan yang telah divaksinasi, terdapat juga 19.279 tenaga pelayanan publik yang telah diberikan vaksin pada tahap pertama. Sementara vaksinasi pelayan publik pada tahap kedua sebanyak 9.858 orang, dari 53.113 sasaran pelayan publik yang akan divaksin.

Vaksinasi kepada tenaga kesehatan masih akan terus berlangsung dan diharapkan hingga dapat mencapai target. "Vaksinasi sangat penting diberikan kepada tenaga kesehatan untuk mengurangi tingkat keparahan penyakit sehingga mengurangi angka jumlah tenaga kesehatan yang meninggal" katanya.

Indonesia sudah kehilangan lebih dari 600 tenaga kesehatan dan ini merupakan kehilangan terbesar bagi bangsa Indonesia. "Mari kita putus bersama mata rantai penyebaran Covid-19 melalui vaksinasi, vaksinasi memiliki manfaat yang lebih besar dibanding risikonya karena vaksin memiliki risiko efek samping yang rendah," ujar Asran.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement