Sabtu 10 Apr 2021 05:49 WIB

Pemerintah Irak Salahkan Warga Kasus Covid-19 Naik

Warga dinilai jarang memakai masker dan terus mengadakan pertemuan besar.

Rep: dwina agustin/ Red: Hiru Muhammad
Vaksin Covid-19 eksperimental yang dikembangkan AstraZeneca bersama University of Oxford diperkirakan bisa diperoleh seharga tiga dolar AS, sekitar Rp 42 ribu.
Foto: EPA
Vaksin Covid-19 eksperimental yang dikembangkan AstraZeneca bersama University of Oxford diperkirakan bisa diperoleh seharga tiga dolar AS, sekitar Rp 42 ribu.

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD--Kementerian Kesehatan Irak telah memperingatkan konsekuensi mengerikan dengan tidak mematuhi langkah-langkah pencegahan virus korona. Warga dinilai abai dalam mematuhi aturan yang sudah direkomendasikan pemerintah. 

Irak mencatat 8.331 kasus virus baru dalam periode 24 jam Rabu (8/4), angka tertinggi sejak Kementerian Kesehatan mulai menyimpan catatan pada awal pandemi tahun lalu. Jumlah tersebut dua kali lipat jumlah infeksi baru dari bulan lalu dan jauh di atas puncak sebelumnya sekitar 6.000 pada Maret.

Angka kematian masih relatif rendah dibandingkan dengan infeksi baru. Sedikitnya 14.606 orang telah meninggal dari total 903.439 kasus.

Lonjakan parah dalam jumlah kasus mendorong Kementerian Kesehatan mengeluarkan peringatan besar dalam sebuah pernyataan pada Kamis (8/4. Lembaga ini mengatakan kenaikan itu karena kelemahan di antara warga Irak yang mengabaikan langkah-langkah pencegahan.

Komitmen publik untuk memperhatikan langkah-langkah pencegahan virus hampir tidak ada di sebagian besar wilayah Irak. Warga dinilai jarang memakai masker dan terus mengadakan pertemuan besar.

Kementerian Kesehatan menyatakan, mereka yang terus mengabaikan langkah-langkah pencegahan dan instruksi bertanggung jawab atas peningkatan jumlah infeksi. Pemerintah meminta pemimpin suku, aktivis, dan tokoh berpengaruh untuk berbicara dan memberi tahu publik tentang tingkat keparahan pandemi.

Irak mulai memberikan vaksin pada akhir Maret. Namun, peluncurannya lambat karena permintaan yang rendah.  Banyak warga Irak yang curiga terhadap vaksin tersebut dan hanya sedikit yang telah membuat janji temu untuk menerima suntikan. Desas-desus tentang efek samping yang melemahkan juga membuat banyak orang marah.

Kementerian Kesehatan telah mendesak warga untuk menerima suntikan vaksin.  Vaksinasi dinilai menjadi satu-satunya cara untuk mengendalikan wabah. 

 

sumber : ap
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement