REPUBLIKA.CO.ID, BAGO CITY -- Aparat keamanan Myanmar dilaporkan menggunakan mortir untuk menjatuhkan peluru peledak kepada pengunjuk rasa. The Irrawaddy melaporkan militer menargetkan tiga permukiman di Kota Bago pada Jumat (9/4) pagi waktu setempat.
Penggerebekan pagi buta menargetkan area pertempuran utama para pengunjuk rasa di daerah tersebut. Militer dilaporkan telah menembakkan amunisi langsung di samping mortir.
Menurut saksi mata penduduk setempat, lebih dari 20 orang tewas dan beberapa orang lainnya terluka selama serangan tersebut. Beberapa orang juga ditangkap. Namun, media lokal The Irrawaddy belum memastikan angka kematian dan warga terluka dalam serangan tersebut.
Sekira pukul 04.00 pada Jumat, aparat keamanan melepaskan tembakan dengan senjata otomatis. Mereka menargetkan penghalang jalan yang didirikan dengan karung pasir oleh para pengunjuk rasa antikudeta. Hanya anggota tim pembela yang menjaga area saat itu.