Sabtu 10 Apr 2021 16:17 WIB

BNPB Pantau Dampak Gempa Malang 

BNPB telah berkoordinasi dengan BPBD setempat untuk memantau dampak gempa Malang.

Warga menyaksikan rumah yang rusak akibat gempa di Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (10/4/2021). Gempa berkekuatan kurang lebih magnitudo (m) 6,7 yang terjadi di wilayah Kabupaten Malang tersebut menyebabkan sejumlah rumah warga rusak dan goncangan di sejumlah wilayah di Jawa Timur
Foto: ANTARA/STR
Warga menyaksikan rumah yang rusak akibat gempa di Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (10/4/2021). Gempa berkekuatan kurang lebih magnitudo (m) 6,7 yang terjadi di wilayah Kabupaten Malang tersebut menyebabkan sejumlah rumah warga rusak dan goncangan di sejumlah wilayah di Jawa Timur

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gempa dengan magnitudo (M) 6,7 memicu guncangan sedang hingga kuat beberapa wilayah Jawa Timur (Jatim) pada Sabtu (10/4) siang. Beberapa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melaporkan situasi masyarakat yang merasakan guncangan gempa di wilayahnya.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati menyampaikan BPBD di beberapa wilayah administrasi, antara lain Kabupaten Malang, Blitar, Lumajang dan Kota Malang melaporkan intensitas guncangan gempa yang terjadi pada pukul 14.00 WIB. 

Baca Juga

BPBD Kabupaten Malang menginformasikan guncangan dirasakan sedang hingga kuat selama 5 detik. Masyarakat setempat tidak panik. "Sedangkan di Kota Malang, BPBD melaporkan guncangan selama 12 detik dengan intensitas sedang. Masyarakat Malang panik dan berhamburan keluar bangunan," kata Raditya dalam keterangan pers, Sabtu (10/4).

Raditya menyebut hal serupa dirasakan masyarakat Blitar yang merasakan guncangan kuat selama 30 detik. Mereka berhamburan keluar bangunan karena panik. Di kabupaten Lumajang, masyarakat di sana merasakan guncangan selama 20 detik. BPBD memantau masyarakat panik dan berhamburan keluar rumah. 

"Beberapa BPBD di wilayah tersebut masih memonitor kondisi di lapangan pasca gempa," ujar Raditya.

Raditya menyampaikan BNPB telah berkoordinasi dengan beberapa BPBD yang merasakan guncangan gempa. Terkait dengan dampak gempa, BNPB masih melakukan koordinasi dengan BPBD yang melakukan pemantauan dan kaji cepat di lapangan. 

"BNPB terus memonitor pascagempa dan mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan siap siaga dalam mengantisipasi bahaya gempa bumi," ucap Raditya.

Sebelumnya, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno menginformasikan bahwa lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi. 

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault," ujarnya melalui siaran pers BMKG, Sabtu (10/4).

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement