Ahad 11 Apr 2021 00:44 WIB

Masuki Puncak Panen Raya, Harga Gabah Petani Dibawah HPP

Luas persawahan yang telah panen di Indramayu mencapai 40 persen dari total tanam.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Friska Yolandha
Buruh panen padi memanen padi di Blok Ki Buyut Depong, Desa Terusan, Kecamatan Sidang, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jabar,  Sabtu (28/3). Untuk tiap satu karung gabah kering hasil panen dengan berat 55 kg, para buruh panen padi ini menerima upah sebesar Rp. 264 ribu.
Foto: Agus Yulianto/Republika
Buruh panen padi memanen padi di Blok Ki Buyut Depong, Desa Terusan, Kecamatan Sidang, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jabar,  Sabtu (28/3). Untuk tiap satu karung gabah kering hasil panen dengan berat 55 kg, para buruh panen padi ini menerima upah sebesar Rp. 264 ribu.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Memasuki puncak panen raya rendeng 2020/2021, harga gabah di tingkat petani di Kabupaten Indramayu berada dibawah harga pembelian pemerintah (HPP). Pembelian gabah pun lebih banyak dilakukan oleh tengkulak.

Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang, menyebutkan, harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani saat ini di kisaran Rp 3.800-Rp 4.000 per kilogram (kg). Besaran harga itu berlaku untuk penjualan dalam jumlah besar.

Baca Juga

Sedangkan untuk penjualan secara eceran di kisaran 10 kg-25 kg, harganya mencapai Rp 3.500-Rp 3.800 per kg. Penjualan dalam jumlah sedikit itu biasanya dilakukan oleh buruh tani.

"Harga gabah di tingkat petani saat ini dibawah HPP," kata Sutatang, Jumat (9/4).

Berdasarkan Permendag Nomor 24 Tahun 2020, HPP GKP mencapai Rp 4.200 per kg di tingkat petani. Sedangkan HPP untuk gabah kering giing (GKG) di penggilingan mencapai Rp 5.250 per kg dan HPP beras di gudang Perum Bulog sebesar Rp 8.300 per kg.

Sutatang menyebutkan, saat ini luas areal sawah yang telah panen di Kabupaten Indramayu mencapai sekitar 40 persen dari total tanam 116 ribu hektare. Panen tersebut hampir merata di berbagai kecamatan di Kabupaten Indramayu.

Sutatang mengatakan, puncak panen raya rendeng diperkirakan terjadi akhir pekan ini. Panen tersebut akan terus berlangsung hingga April-Mei dan langsung disambung dengan musim tanam gadu 2021.

Sutatang menilai, di masa puncak panen raya, harga gabah dimungkinkan bisa lebih rendah lagi. Pasalnya, pasokan gabah di tingkat petani akan melimpah.

"Jika cuacanya bagus, cerah, harga gabah bisa bertahan. Namun jika cuacanya hujan saat panen, harga bisa lebih jatuh lagi," tutur Sutatang.

Sutatang mengakui, Bulog memang melakukan penyerapan gabah petani. Namun, penyerapan gabah saat ini didominasi oleh tengkulak.

"Bulog memang beli (gabah), tapi lebih banyak oleh tengkulak," cetus Sutatang.

Terpisah, Pemimpin Bulog Cabang Indramayu, Dadan Irawan, menjelaskan, target penyerapan Bulog Indramayu pada tahun ini mencapai 35.764 ton setara beras. Hingga Jumat (9/4), realisasi penyerapan mencapai 5.800 ton setara beras.

Untuk melakukan penyerapan, lanjut Dadan, Bulog harus mengecek kualitasnya terlebih dulu agar sesuai Permendag 24/2020. Pasalnya, pihaknya hanya bisa menyerap gabah/beras dengan kualitas sesuai permendag tersebut.

"(Jika kualitasnya tidak sesuai Permendag 24/2020), tidak bisa serap, kata Dadan.

Untuk itu, Dadan mengarahkan bagi petani yang gabahnya masih diluar kualitas yang ditetapkan Permendag, agar gabahnya dikumpulkan di kelompok tani yang mempunyai fasilitas pengolahan seperti dryer, oven dan lainnya. Dengan demikian, gabah tersebut bisa diolah lagi agar kualitasnya masuk sesuai kriteria Permendag 24/2020.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement