Sabtu 10 Apr 2021 21:37 WIB

Akselerasi Impelementasi MoU, BPH Migas Kunker ke Pindad

Pemerintah menjamin ketersediaan BBM di seluruh wilayah NKRI

Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa bersama jajarannya melakukan kunjungan kerja (kunker) ke PT Pindad di Bandung.
Foto: BPH Migas
Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa bersama jajarannya melakukan kunjungan kerja (kunker) ke PT Pindad di Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa bersama jajarannya melakukan kunjungan kerja (kunker) ke PT Pindad di Bandung. Kunjungan ini untuk mempercepat implementasi MoU antara BPH Migas dengan perusahaan milik negara itu.

MoU itu dalam rangka meningkatkan pengawasan dengan membekali PPNS BPH Migas dengan senjata untuk kelancaran tugas. Kerja sama juga mencakup peningkatan investasi hilir migas terkait meningkatkan komponen bahan baku lokal baik untuk Pertashop maupun komponen infratruktur pipa gas, sehingga bisa lebih murah.

Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa dalam sambutannya menyampaikan kunjungan ke Pindad ini merupakan ketiga kalinya. Menurutnya ada dua hal utama dalam kunjungannya kali ini. Yakni, sebagai tindak lanjut MoU yang telah dilakukan empat bulan lalu pada 19 November 2020. 

"Yang utama persenjataan laras panjang maupun pendek, untuk penguatan pengawasan oleh PPNS BPH Migas, terkait izin dan lain-lain nanti, kita bersama-sama jemput bola," kata pria yang akrab disapa Ifan ini. "Salah satu tugas BPH Migas mengawasi ketersediaan dan distribusi Bahan Bakar Minyak dan Gas Bumi yang melalui jaringan pipa di seluruh wilayah NKRI, dimana tidak bisa dipungkiri masih sering terjadi penyelewengan di lapangan." 

Baru saja, ujar Ifan, BPH Migas menyelenggarakan pelatihan selama dua pekan yang dibantu Kopassus untuk membangun karakter karyawan. Hasil praktik pascalatihan, membongkar dan merakit senjata dengan ketrampilan yang cepat, artinya mereka siap diterjunkan di lapangan. "Harapannya bulan April ini terealisasi pengadaan senjata," katanya.

Menurut Ifan, pemerintah menjamin ketersediaan BBM di seluruh wilayah NKRI dan yang ditugaskan adalah BPH Migas. Sementara pelaksananya Pertamina dan badan usaha lain yang memiliki izin seperti AKR, Exxon, dan Shell. Pada sisi ini, Pertamina sebagai BUMN memiliki target 2021 ini mendirikan 12 ribu Pertashop, sementara dalam dua tahun ini baru mencapai 300-an. 

Artinya ada lompatan yang tinggi yang perlu strategi khusus untuk mewujudkannya dalam tahunan, triwulan, bulanan, mingguan. Itu berarti 400-an Pertashop harus dibangun per bulan agar target bisa terpenuhi. "Penting untuk bisa kami dengar, apa problemnya, kendalanya, agar BPH Migas bisa memberikan solusi. Presiden menginginkan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) diutamakan, karena itu bentuk keberpihakan dalam negeri," jelasnya.

"Termasuk rekanan penyedia peralatan Pertashop seperti Pindad, tentu penting untuk bisa mengiringi upaya ketersediaan itu," ujarnya menambahkan. 

photo
Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa bersama jajarannya melakukan kunjungan kerja (kunker) ke PT Pindad di Bandung. - (BPH Migas)

Dalam kunker ini, Kelapa BPH Migas didampingi anggota Komite BPH Migas Sumihar Panjaitan, Saryono Hadiwidjoyo, Ahmad Rizal, dan Sekretaris BPH Migas Bambang Utoro. Rombongan diterima Direktur Bisnis Produk Industrial Pindad Suharyono bersama divisi-divisi jajarannya.

Suharyono dalam sambutannya menyampaikan saat ini hadir juga dalam pertemuan perwakilan divisi alat berat, divisi infratruktur, dan divisi jasa lainnya untuk memberikan penjelasan yang dirasa perlu. Pindad selain memproduksi senjata, juga membuat alat berat dan jasa layanan lainnya seperti Pertashop.

"Setelah ini nanti akan dipaparkan produk-produk PT Pindad yang nantinya bisa dijadikan pertimbangan yang mana yang sekiranya cocok untuk dipilih sebagai salah satu wujud implementasi MoU BPH Migas dengan PT Pindad," ujar Suharyono.

Selanjutnya Divisi Peralatan Industri dan Jasa lainnya Pindad menjelaskan, bahwa untuk  Pertashop desainnya sudah dibuat bersama Pertamina. Khusus dispenser Pertamina yang menyediakan. Untuk tanki dan lain-lain PT Pindad yang membuat, sedangkan pengujian melibatkan lembaga independen. 

Problem yang sering dihadapi terkait komponen impor yang sesekali terlambat akibat kelangkaan di pasaran. Sedangkan untuk komponen lokal seperti shelter tidak masalah. Sedikit kesulitan terkait sertifikat agar dinyatakan sesuai spesifikasi masih mengalami kendala. Beberapa komponen impor dicoba agar bisa dibuat dalam negeri, namun ini semua masih dalam proses.

Untuk dispenser selama ini dari Pertamina Retail impor dari Korea dengan kapasitas kemampuan 45 liter per menit. Saat ini juga sedang dirancang prototipe dispenser. Kapasitas produksi Pertashop baru 45 unit perbulan. 300 unit yang sudah dibuat masih menumpuk di dalam menunggu instruksi pengiriman.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement