Ahad 11 Apr 2021 00:42 WIB

Gempa Malang Dekat Pusat Gempa yang Dulu Pernah Rusak Jatim

Zona gempa bumi selatan Malang merupakan kawasan aktif yang sering terjadi gempa.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Andri Saubani
Warga menyaksikan rumah yang rusak akibat gempa di Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (10/4/2021). Gempa berkekuatan kurang lebih magnitudo (m) 6,7 yang terjadi di wilayah Kabupaten Malang tersebut menyebabkan sejumlah rumah warga rusak dan goncangan di sejumlah wilayah di Jawa Timur.
Foto: ANTARA/STR
Warga menyaksikan rumah yang rusak akibat gempa di Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (10/4/2021). Gempa berkekuatan kurang lebih magnitudo (m) 6,7 yang terjadi di wilayah Kabupaten Malang tersebut menyebabkan sejumlah rumah warga rusak dan goncangan di sejumlah wilayah di Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID,  MALANG -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis telah terjadi gempa bermagnitudo 6,1 dengan kedalaman 60 kilometer di wilayah perairan Selatan Malang. Kemudian bencana ini disebut ‘Gempa Bumi Selatan Malang’ pada Sabtu (10/4) pukul 14.00 WIB.

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan, episentrum gempa bumi selatan Malang berdekatan dengan pusat gempa bumi yang merusak Jawa Timur (Jatim) pada masa lalu. "Yakni pada tahun 1896, 1937, 1962, 1963 dan 1972," kata Daryono dalam pesan resmi yang diterima Republika, Sabtu (10/4) malam.

Baca Juga

Zona gempa bumi selatan Malang merupakan kawasan aktif yang sering terjadi dan dirasakan getaran gempa. Menurut Daryono, pengulangan gempa bumi yang terjadi di selatan Malang sekaligus menjadi fenomena yang patut diwaspadai. Di sisi lain, hal itu sekaligus menjadi bukti bahwa apa yang telah disampaikan para ahli gempa bumi itu benar.

Gempa selatan Malang yang destruktif merupakan pengingat untuk semua masyarakat. "Bahwa ancaman sumber gempa bumi subduksi lempeng selatan Jawa yang selama ini didengungkan oleh para ahli gempa adalah benar. Kita patut waspada,” jelas Daryono.

Berdasarkan hasil pemantauan BMKG, setidaknya telah terjadi tiga kali gempa susulan (aftershock) dari Gempa Selatan Malang. Kekuatan gempa kecil dan kurang dari magnitudo 4,0. Gempa ini tidak berdampak besar dan tidak dirasakan oleh masyarakat.

Berdasarkan data Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Sabtu (10/4) pukul 20.00 WIB, sebanyak tujuh orang meninggal dunia. Kemudian dua orang luka berat dan 10 lainnya luka ringan atas peristiwa gempa.

Sementara untuk jumlah kerugian material, BNPB melaporkan 344 rumah rusak. Kemudian satu pondok pesantren rusak, 11 sarana pendidikan rusak dan enam sarana ibadah rusak. Ada pula tujuh kantor pemerintahan dan satu rumah sakit rusak.

Gempa Bumi Selatan Malang juga berdampak pada delapan wilayah kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur. Wilayahnya meliputi Kabupaten Lumajang, Kabupaten Malang dan Kota Malang. Selanjutnya, Kabupaten Blitar, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Kediri dan Kabupaten Jember.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement