REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pandemi Covid-19 yang sudah melanda sekitar setahun belakangan memengaruhi banyak kalangan, termasuk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Pemerintah pun memberikan berbagai bantuan agar UMKM tetap bertahan. Ini karena kontribusi UMKM terhadap produk domestik bruto sangat besar sekitar 60 persen.
Salah satu bentuk bantuan pemerintah disalurkan melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) Kementerian Koperasi dan UKM. Sepanjang 2020, LPDB-KUMKM menyalurkan pembiayaan dari program Pemulihan Ekonomi Nasional sebesar Rp1,2 triliun.
“Pembiayaan itu diserap keseluruhan oleh 100 koperasi di seluruh Indonesia,” kata Kepala Subdivisi Bisnis LPDB-KUMKM Satria Septiawan, dalam sebuah webinar yang digelar jagatbisnis(dot)com bertema Tren Sajian Idul Fitri 2021 dan Strategi Berbisnis di Bulan Ramadan Bersama UMKM, di Hotel Aston Simatupang Jakarta, Sabtu (10/4).
Satria menjelaskan lebih jauh bahwa kredit macet (nonperforming loan/NPL) terbilang kecil sekitar 1,24%. Salah satu penyebabnya yaitu bunga yang diberikan lebih rendah ketimbang biasanya. Bunga pinjaman bagi koperasi lewat PEN hanya dikenakan sebesar tiga persen. Di luar PEN, bunga LPDB-KUMKM biasanya sekitar lima hingga tujuh persen.
Pada triwulan I tahun ini, kata dia, pihaknya masih menyalurkan pinjaman melalui PEN sebesar Rp487 miliar. Ke depan, lanjutnya, LPDB tidak hanya menjadi penyalur tapi juga melakukan pendampingan dan inkubator sehingga menghasilkan koperasi dan UMKM yang lebih berkualitas.
"Hal ini tertuang dalam Peraturan Menteri Koperasi dan UKM Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penyaluran Pinjaman atau Pembiayaan Dana Bergulir oleh Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM)," kata dia.
Di tempat yang sama, Kepala Bagian Layanan UKM Smesco Astika Kasiro mengatakan, penjualan UMKM yang menjadi binaannya selama pandemi, turun hingga 60 persen. Untuk mengantisipasi hal tersebut, pihaknya menjalin kerja sama dengan berbagai pihak.
“Kami bekerja sama dengan Gojek melalui Gostore dengan mengadakan live shopping pada Maret 2021 untuk perdana. Hasilnya produk herbal dan spa UMKM terjual habis karena audiens antusias terhadap acara itu. Produk makanan minuaman juga naik dalam acara itu,” tutur Astika.
Melihat keberhasilan tersebut, pihaknya akan kembali mengadakan live shopping di Gostore pada bulan puasa nanti. Kali itu, produk yang diangkat yaitu tata busana dan aksesoris. Selain dengan Gojek, Smesco juga bekerja sama dengan Kimia Farma yang memiliki 1.300 gerai untuk produk herbal dan spa. Pihaknya juga menggandeng Accor Group untuk perluasan pasar di hotel.
Dalam acara itu, pelaku UMKM diwakili Owner Wintje's Cake Windy Poerwono. Ia menceritakan, jatuh bangun mengembangkan bisnis kuenya selama dua tahun.
Awalnya, Windy mengurus perizinan serta mengikuti berbagai pelatihan dan bazaar dari Pemprov DKI Jakarta. Ia berprinsip dalam menjalankan bisnis untuk mencari rezeki yang halal dan tabungan akhirat. Oleh karenanya, ia memikirkan kebahagiaan karyawannya dengan memberikan penghargaan bagi prestasi mereka berupa umrah gratis dan kesempatan bersekolah. Hingga kini usahanya meliputi 65 produk kue untuk melayani seluruh segmen pasar.
Unilever turut berpartisipasi dalam acara webinar itu dengan demo masak. Menurut Digital Marketing Lead Unilever Food Solutions Kahfi Arif, perusahaannya turut peduli dengan pengembangan UMKM yang terkena dampak pandemi. Dalam hal ini Unilever memberikan tips membuat menu yang meningkatkan omzet selama Ramadan atau biaya lebih rendah.
“Untuk lebih jelasnya menu-menu tersebut dapat dilihat di situs web unileverfoodsolutions.co.id dam Instagram @unileverfoodsolutionsid,” kata Kahfi. Bagi yang berminat dapat pula menyaksikan pelatihan untuk UMKM oleh Unilever dan Tokopedia selama Ramadan sebanyak empat kali.