REPUBLIKA.CO.ID, NEWYORK -- Pfizer dan BioNTech telah meminta otoritas obat Amerika Serikat (FDA) untuk memperluas penggunaan vaksin Covid-19 kepada anak-anak berusia 12-15 tahun. Upaya itu demi mencegah Covid-19 menjangkiti anak-anak.
Dilansir dari Webmd pada Sabtu (10/4), Pfizer berencana untuk mengurus izin serupa kepada badan pengatur obat lain di seluruh dunia dalam beberapa hari mendatang.
Permintaan tersebut menyusul pengumuman 31 Maret dari sebuah penelitian pada 2.260 remaja berusia 12 hingga 15 tahun. Dalam uji coba, ada 18 kasus Covid-19 di antara 1.129 remaja dalam kelompok plasebo dan tidak ada di antara 1.131 peserta studi yang divaksinasi. Hasil itu menunjukkan vaksin tersebut 100 persen efektif mencegah penyakit pada kelompok usia ini.
Pfizer mengatakan efek samping dari suntikan itu konsisten dengan yang terlihat pada peserta penelitian yang berusia 16-25 tahun. Vaksin juga menghasilkan respons antibodi yang kuat 1 bulan setelah dosis kedua. Saat ini, perusahaan memiliki Otorisasi Penggunaan Darurat (EUA) di Amerika Serikat untuk memvaksinasi usia 16 tahun ke atas. Jika FDA menyetujui perluasan tersebut, Pfizer berharap untuk mulai memvaksinasi kelompok usia anak sebelum dimulainya tahun ajaran mendatang.
Perusahaan lain juga mulai menguji vaksin dalam kelompok usia anak. Salah satunya, Moderna yang mengumumkan bahwa studi remaja usia 12-18 telah terdaftar sepenuhnya pada akhir Februari. Hasil tersebut akan keluar dalam beberapa pekan.
Selain itu, Johnson & Johnson mengumumkan bahwa mereka telah memulai tes vaksinnya pada anak-anak berusia 12 hingga 17 tahun pada awal April.