REPUBLIKA.CO.ID, BLITAR -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar, Jawa Timur, mencatat 200 bangunan di daerah itu rusak akibat gempa bumi yang berpusat di wilayah Kabupaten Malang.
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar Achmad Cholik mengemukakan bahwa data kerusakan bangunan itu akan terus diperbaharui dan kemungkinan akan bertambah.
"Ini terus update. Datanya kami lakukan kajian, apakah bisa menjadi kategori tanggap darurat atau tidak. Setelah masuk tanggap darurat, nanti bupati akan perintahkan OPD untuk melakukan tindakan pelaksanaan kedaruratan," katanya di Blitar, Sabtu (10/4).
Ia mengatakan, setelah ada kebijakan tanggap darurat, nantinya untuk pelaksanaan kedaruratan bisa memanfaatkan anggaran belanja tidak terduga. Di Kabupaten Blitar, untuk anggaran tidak terduga sekitar Rp 8 miliar.
"Nanti OPD (organisasi perangkat daerah) yang punya fungsional berkaitan kebencanaan sosial, akan mengajukan rencana kebutuhan belanja ke bupati," ujar dia.
Sementara itu, dari laporan sementara yang masuk di Blitar, terdapat enam rumah rusak berat, 85 rumah rusak sedang dan 111 rumah mengalami rusak ringan. Selain itu, kerusakan bangunan juga terjadi pada ruang di rumah sakit, lima sekolah, dua tempat ibadah dan tiga kantor.
Bangunan yang rusak tersebut juga tersebar di hampir seluruh kecamatan di Kabupaten Blitar. Misalnya di Kecamatan Wates, terdapat 53 bangunan rumah warga rusak, tiga di antaranya rusak berat, 12 lainnya sedang dan sisanya rusak ringan. Di Kecamatan Srengat ada 27 rumah warga rusak. Terdapat tiga rumah rusak berat, 17 rumah rusak sedang dan sisanya rusak ringan.
Data tersebut juga dimungkinkan akan bertambah, karena hingga kini pendataan juga terus dilakukan oleh personel BPBD Kabupaten Blitar. Petugas juga terus mengumpukan bahan untuk laporan terkait dengan kerusakan yang terjadi setelah gempa bumi tersebut.
Untuk korban luka, Achmad Cholik mengatakan hingga kini yang terdata ada 11 orang. Mereka semua juga sudah mendapatkan perawatan di layanan kesehatan, baik puskesmas maupun rumah sakit. Mayoritas korban mengalami luka ringan tertimpa bangunan setelah gempa bumi yang melanda, Sabtu siang tersebut.
"Sudah tertangani semua, karena hanya luka ringan," kata Achmad Cholik.